Rencana

Bismillah

Kayaknya isi blog ini semakin hari semakin ndak mutu. Tak heran, mungkin karena saya terlalu peduli dan beri porsi lebih pada blog lain. Semacam.. punya bini muda, terus yang lama udah jarang di-ewe.

Ih, kok ngomongnya gitu sih? Ini kan saya baca barengan anak saya yang umurnya 6 taon?! Saya laporin kamu ke MUI!!" seorang Ibu yang jadi follower blog ini protes.

Tsaelah.. Kan sebelum masuk blog ini juga udah ada Content Warning.. :D

Saya jadi kehabisan ide mau nulis apa, karena sudah susah mau memfokuskan diri nulis dengan tema yang sama sekali random. Mengarang bebas dan mengarang dengan tema "Liburan ke Rumah Nenek di Desa", saya rasa lebih susah mengarang dengan tema bebas. Otak keseringan mandek bukan karena nggak punya jalan, tapi justru karena kebanyakan pilihan mau nulis apa.

Mau nulis tentang kehidupan pribadi, takut dibilang narsis. Mau nulis tentang bidang yang kita kuasai, malu karena di luar sana banyak orang yang jauh lebih jago. Mau nulis tentang foto-foto liburan, tutorial linux, resep makanan, how to install blablabla, kok kayaknya udah basi. Basi sebasi-basinya. Maka dari itu kebanyakan kita punya draft post dari setahun yang lalu dan nggak dilanjutin sampe sekarang. Kita bingung mau ngapain lagi.

Pas nulis ini jadi inget resolusi tahun ini, yang alhamdulillah sudah tercapai semua. Tiba-tiba jadi merasa kesepian. Karena kehilangan hal-besar-apalagi-yang-mau-dicapai, dalam waktu yang nanggung, 6 bulan, hingga akhir tahun.

Mungkin memang perlu lebih banyak resolusi, tak cuma tiga setahun. Supaya kita tetap greedy, tetap punya semangat hidup. Momen paling dekat adalah beli Sim City 5, yang bakal keluar versi Mac-nya tanggal 11 Juni nanti. Ini adalah salah satu game yang membuat kita belajar bertanggung jawab pada banyak nyawa orang lain. Sebelum menguasai dunia, kuasai satu kota dulu lah. :D

Momen paling dekat berikutnya adalah bulan puasa, yang mana ogut udah minta ke mandor pabrik supaya dapet cuti lebih banyak di beberapa hari sebelum lebaran, dan bukan setelahnya. Lebih banyak waktu di rumah saat puasa berarti menghindari berpuasa di Jakarta. Banyak waktu puasa di rumah berarti berusaha lebih dekat dengan keluarga, bukan dengan kejararan pekerjaan dan hal duniawi. 

Selain karena banyak yang mau diselesaikan di rumah. Contoh, ngurus pajak yang belum sempat terbayar, ngurus pendaftaran ke Departemen Terkorup di Indonesia, dan bikin paspor/visa. Yang kaitannya dengan orang rumah, contoh jual barang-barang lapak yang saya tinggalkan karena nggak ada yang urus, bantuin Ibu ngurus taman, atau sekadar memancing di sungai terpanjang se-Indonesia. Semuanya tentu dinikmati sembari menghirup segarnya udara pagi, sambil ngasih makan ayam-ayam kampung kepunyaan Bapak.

Oya, satu lagi hal penting. Ke Kapuas Hulu.

4 komentar:

  1. "....Mau nulis tentang foto-foto liburan, tutorial linux, resep makanan, how to install blablabla, kok kayaknya udah basi..."

    wahhh berarti blogku udah basi ki.... huhuu #guwakkalen #galikuburan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhaahaha.. Kita memang generasi basi Nay, perlu diganti dengan yang muda2, biar lebih semangat :D

      Hapus
  2. semoga bapaknya hasan tidak berpikiran untuk "mengganti dengan yang lebih muda" oppsss.... heheheee

    BalasHapus

speak now or forever hold your peace

About Me