Family Time

Bismillah

Di antara nikmat yang Allah Berikan kepada kita (ane maksudnya) adalah nikmat menjadi kepala keluarga, yakni sebagai seorang suami dan ayah. Tanggung jawab seorang pemimpin keluarga itu salah satunya ialah ketika ia harus menanggung dosa karena tak memiliki kesanggupan untuk, misalnya, berusaha menutupi aurat istri dan anak perempuannya. Itu hanya salah satu ya..

Dan kemampuan untuk "menyuntikkan" pemikiran, perintah, doktrin, apapun sebutannya, kepada segenap anggota keluarga dipengaruhi oleh metode pendekatan si Bapak. Mungkin ada Bapak yang ingin mengesankan bahwa ia berwibawa dengan menanamkan pendidikan keluarga yang keras, main tangan, dan sekitarnya. Tapi ane kurang setuju bila harus seperti itu, kecuali dengan syarat dan ketentuan khusus.

Tentu pendapat ini bisa ditentang dan diperdebatkan. Bebas-bebas sahaja..

Namun... Jika kita berkiblat pada orang yang paling patut untuk kita teladani, tidak ditemukan cerita di hadits bahwa Rasulullah itu kalau mendidik anaknya dengan kekerasan. Semua dengan kelembutan dan kasih sayang. Akibatnya adalah keluarga menjadi solid dan anak-anak menjadi lebih dekat dengan orang tuanya.
Kita punya lebih dari cukup
Itu kata-kata istri yang selalu menjadi pengingat bahwa kerja keras ane sebagai pencari nafkah, tidak perlu sampai mengorbankan kedekatan dengan keluarga.
"Kerja keras sebagai pencari nafkah, tidak perlu sampai mengorbankan kedekatan dengan keluarga"
Kedekatan ini bentuknya bermacam-macam, salah satunya adalah penyediaan waktu khusus dengan keluarga. Bahasa betawinya "family time".

"Mengapa libur-libur masih buka laptop?"
"Kok pulang kerja, mau tidur, masih pegang handphone?"
"Gak sempet banget ya, mandiin anak, paling kan 10 menit aja?"
"Ngobrol, tapi matanya kosong. Mikirin apa?"

Itu hanya beberapa pertanyaan yang keluar dari sekian banyak kegelisahan anggota keluarga pada ketidak-hadiran-sepenuhnya seorang kepala keluarga di rumah. Ini belum ngitung kalau nanti anak sudah mulai besar dengan segala kompleksitas masalahnya, masing-masing.

"Ayah, tidak bisa antar aku sekolah pagi ini? Ini hari pertamaku"
"Sabtu-Minggu ini Ayah ke luar kota lagi?"
"Ada pentas seni, aku tampil bawain puisi. Ayah datang ya, Yah?"
"Ayah, boleh nggak liburan sekolah nanti kita ke Kebun Raya Bogor?"

Mungkin, mungkin ya, kelak tulisan ini akan menjadi pengingat bahwa kita semua pada akhirnya akan pulang kepada keluarga. Orang-orang yang kita sayangi, dan mereka pun menyayangi kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me