Bismillah
Stiker dikasih si Khairuman |
Waktu kuliah dulu, di kelas saya termasuk yang agak serius ngoprek Linux*. Terlebih, pada akhirnya saya hapus total Windows bajakan sehingga di laptop cuma ada satu sistem operasi. Berasa sudah hebat, saya anggap saya adalah makelar Linux, duta open source, nabi akhir zaman. Saya adalah pembawa agama Linux, pembimbing teman yang berada dalam kejahiliyahan Microsoft, penunjuk jalan yang lurus, penggiring domba-domba yang tersesat.
Sampai suatu ketika, di mata kuliah audit teknologi informasi yang diampu Pak Bambang Nurcahyo Prastowo (bnp), beliau bilang begini
Orang yang pakai Linux tapi masih doyan mp3, e-book, atau film bajakan, sebenarnya lebih hina daripada orang yang jelas-jelas pakai Windows bajakan. Talbisul haq bil bathil (QS 2:42). Semacam mencampur-aduk yang haq (kebenaran) dan yang bathil (kebathilan).
Mak jleb! Saya tilik lagi isi media simpan saya. Dari situ saya sadar kalau saya cuma omong besar, banyak gaya, songong naujubilah, pembawa risalah palsu. Saya mulai belajar sedikit-sedikit tentang HAKI, lisensi, hukum Islam soal bajakan, dan mulai migrasi ke Linux secara kaffah, secara total. Bukan pakai Linux sekadar untuk gaya-gayaan dan sok keren. Saya hapus mp3, ebook, dan film bajakan saya.
Omong-omong, sebenarnya membajak itu apa sih?
Secara sederhana dan ngawur, membajak berarti melanggar lisensi. Kalau di lisensinya ada larangan untuk menyalin/penggandaan secara tidak sah (di luar sepengetahuan pemilik hak kekayaan intelektual), berarti kita telah membajak. Ketika kita membeli produk non-bajakan (alias original), kita telah membayar jerih payah si pemilik dan dapat dengan legal dan halal menggunakannya (sesuai aturan lisensi). Membajak sama dengan mencuri, mengambil sebagian yang bukan hak kita.
"Etapi Bo.. kan ada ulama yang bilang kalau semua yang ada di dunia ini milik Allah, termasuk ilmu, jadi nggak boleh dipatenkan, sehingga sah-sah saja buat kita untuk pakai versi bajakannya ?"
Yang bilang begitu cuma gembel guwoblok kuadrat nggak ada modal yang hanya dengan sorban plus jenggot ngaku-ngaku ulama tapi otaknya dongok bin ngehek. :ngakaks:
"Etapi Bo.. kan ada ulama yang bilang kalau semua yang ada di dunia ini milik Allah, termasuk ilmu, jadi nggak boleh dipatenkan, sehingga sah-sah saja buat kita untuk pakai versi bajakannya ?"
Yang bilang begitu cuma gembel guwoblok kuadrat nggak ada modal yang hanya dengan sorban plus jenggot ngaku-ngaku ulama tapi otaknya dongok bin ngehek. :ngakaks:
Jadi anti terhadap produk bajakan tidak sulit kok. Intinya bukan memaksa orang untuk beralih ke free open source software, tapi kalau pun kita harus pakai produk berbayar, maka bayarlah! Beli Windows asli, beli CD audio asli, beli e-book asli, atau beli film/DVD original. Ingat golden rule : hargai karya orang lain sebagaimana karya Anda ingin dihargai. Bagaimana perasaan Anda saat tahu kalau tulisan, lagu, puisi, film, bahkan tweet (!) Anda ditiru atau diakui oleh orang lain?
"Baiklah Bo, saya paham... Tapi memangnya semudah itu beralih menjadi pengguna produk non-bajakan? Saya terbiasa memakai Windows, Microsoft Word, Excel, main games Football Manager, mengedit foto pakai Photoshop, dengerin lagu downloadan dari 4shared, nonton film downloadan indowebster, baca e-book gratisan, dll.. "
Rome wasn't built in a day. Butuh proses. Pertama kali menghapus berpuluh-puluh GB file mp3 bajakan, rasanya seperti menyunat diri sendiri. Hanya untuk menekan kombinasi tombol Shift + Delete saja, dada rasanya sesak, nggak terima. Yah, mirip waktu saya putus sama Laura Basuki deh... (sadar woi, udah jadi bini orang!)
Ini tips ampuhnya :
Sistem Operasi
Beli : Windows, or use a Mac.
Alternatif : biasakan diri dengan Linux, mulai instalasi berbarengan dengan OS lama. Cari komunitas buat sharing.
Mp3/lagu
Beli : di toko musik seperti Disc Tarra, Beatz, Gramedia, atau Aquarius.
Alternatif : nyalakan radio (banyak stasiun radio lokal maupun internet streaming yang selalu putar musik bagus), atau download promotional video (free, dengan ukuran jauh lebih besar). Banyak juga kok musik-musik grup band indie yang free.
"Baiklah Bo, saya paham... Tapi memangnya semudah itu beralih menjadi pengguna produk non-bajakan? Saya terbiasa memakai Windows, Microsoft Word, Excel, main games Football Manager, mengedit foto pakai Photoshop, dengerin lagu downloadan dari 4shared, nonton film downloadan indowebster, baca e-book gratisan, dll.. "
Rome wasn't built in a day. Butuh proses. Pertama kali menghapus berpuluh-puluh GB file mp3 bajakan, rasanya seperti menyunat diri sendiri. Hanya untuk menekan kombinasi tombol Shift + Delete saja, dada rasanya sesak, nggak terima. Yah, mirip waktu saya putus sama Laura Basuki deh... (sadar woi, udah jadi bini orang!)
*******
Ini tips ampuhnya :
Kalau benar-benar bagus alias worth it, BELI!
Kalau tidak, cari alternatifnya
Kalau tidak, cari alternatifnya
Sistem Operasi
Beli : Windows, or use a Mac.
Alternatif : biasakan diri dengan Linux, mulai instalasi berbarengan dengan OS lama. Cari komunitas buat sharing.
Mp3/lagu
Beli : di toko musik seperti Disc Tarra, Beatz, Gramedia, atau Aquarius.
Alternatif : nyalakan radio (banyak stasiun radio lokal maupun internet streaming yang selalu putar musik bagus), atau download promotional video (free, dengan ukuran jauh lebih besar). Banyak juga kok musik-musik grup band indie yang free.
FilmBeli : pilih film yang benar-benar recommended, jangan model-model "Hantu Perawan Gerandong Mandi Junub" yang ditonton. Coba ke bioskop, kalo nggak cari di toko musik/dvd original.
Alternatif : patungan beli sama temen, or beli DVD original second dari Ebay atau Kaskus.
E-book / buku:
Beli : miliki account di Amazon. Untuk versi digital, biasanya harganya lebih murah. Atau cari orang yang jual second/bekas.
Alternatif : minta duit ke Bos untuk beli sebuah buku yang bisa dibaca oleh semua pegawai kantor, atau baca di perpustakaan/tempat penyewaan. Atau kalau untuk belajar hal tertentu, banyak kok situs2 penyedia tutorial gratis.
Aplikasi/software :
Beli : hubungi software company yang merilis produk tersebut, cari kemungkinan apakah produk mereka ada versi "student partner"-nya yang lebih murah.
Alternatif : cari versi padanannya (software serupa yang fungsi dan fiturnya kurang lebih sama, namun sifatnya free).
Games :
Beli : biasanya ada yang jual CD 2nd hand di Ebay. Search aja.
Alternatif : cari games yang free, atau nggak usah main game :D
Sistem Operasi : kenal Linux sejak SMP, tapi baru bener2 lepas dari OS proprietary sejak 2006-2007. Sebelumnya, sempet gabung jadi cupu di forum atau milis dengan pertanyaan bodoh seperti "Gimana sih caranya install Ubuntu?" Yang saya rasakan, komunitas/tempat sharing itu sangat penting. Saya juga sempat buka warnet kecil-kecilan. Pada awalnya hanya 1 PC yang ada Windows (saya beli Windows 7 Home Premium). Selebihnya pakai Ubuntu or free open source software, termasuk billing (saya pakai gBilling dan sempat berkontribusi sedikit di situ). Tidak ada masalah selama warnet pakai Linux. Namun pada akhirnya karena kebutuhan, saya jadi punya 4 Windows 7 Home Premium (saya beli dari Bhinneka.com karena waktu itu ada diskon). Soal pengalaman warnet dengan Linux, mungkin akan saya tulis di lain waktu.
Mp3/Lagu : sempat melakukan backup semua koleksi mp3 bajakan ke DVD. Mungkin Tuhan pengen saya totalitas, akhirnya ituh DVD nggak bisa dibuka karena jamuran. Hahahaha. Mulai jarang denger lagu setelah itu. Paling denger streaming radio atau nonton promotional video sekali-sekali. Cuma pernah beli CD L'Arc En Ciel sama semua album d'Masiv.
Film : dari awal memang kurang suka nonton, jadi tidak begitu masalah di sini. Paling sekali-sekali nonton ke bioskop bareng temen. Pernah beli "The Terminal", sama "Naga Bonar Jadi 2". Selebihnya saya agak-agak lupa.
E-book/buku : setelah dibaca-baca, sebenarnya isi e-book buat belajar itu ya biasa-biasa aja, alias tidak ada yang istimewa. Mending cari tutorial yang berkaitan dengan apa yang mau kita kerjakan saja, tinggal search kan gampang. Sejak jadi buruh coding, dimodalin mandor pabrik untuk beli buku yang bener2 perlu via Amazon Kindle. Baru dipakai sekali.
Aplikasi / Software : di Ubuntu semuanya sudah lengkap, tinggal install dan pake. Tampilan oke, fungsional, maknyus. Mungkin beberapa hal minus seperti nggak ada aplikasi buat trading yang bagus di Linux, sama kalo pengen main game-game online yang free susah soalnya vendor game nggak nyediain versi Linux-nya.
Games : paling-paling ke rental atau warnet buat main online game. Boleh dibilang hampir nggak pernah main game lagi sejak pake Linux, sibuk bisnis dan cari duit. :D
Apakah Anda punya pertanyaan atau pengalaman yang mau dibagi? Silakan tulis di bagian komentar ya.. Semoga bermanfaat. :)
Alternatif : patungan beli sama temen, or beli DVD original second dari Ebay atau Kaskus.
E-book / buku:
Beli : miliki account di Amazon. Untuk versi digital, biasanya harganya lebih murah. Atau cari orang yang jual second/bekas.
Alternatif : minta duit ke Bos untuk beli sebuah buku yang bisa dibaca oleh semua pegawai kantor, atau baca di perpustakaan/tempat penyewaan. Atau kalau untuk belajar hal tertentu, banyak kok situs2 penyedia tutorial gratis.
Aplikasi/software :
Beli : hubungi software company yang merilis produk tersebut, cari kemungkinan apakah produk mereka ada versi "student partner"-nya yang lebih murah.
Alternatif : cari versi padanannya (software serupa yang fungsi dan fiturnya kurang lebih sama, namun sifatnya free).
Games :
Beli : biasanya ada yang jual CD 2nd hand di Ebay. Search aja.
Alternatif : cari games yang free, atau nggak usah main game :D
*******
Pengalaman saya sejauh ini..Sistem Operasi : kenal Linux sejak SMP, tapi baru bener2 lepas dari OS proprietary sejak 2006-2007. Sebelumnya, sempet gabung jadi cupu di forum atau milis dengan pertanyaan bodoh seperti "Gimana sih caranya install Ubuntu?" Yang saya rasakan, komunitas/tempat sharing itu sangat penting. Saya juga sempat buka warnet kecil-kecilan. Pada awalnya hanya 1 PC yang ada Windows (saya beli Windows 7 Home Premium). Selebihnya pakai Ubuntu or free open source software, termasuk billing (saya pakai gBilling dan sempat berkontribusi sedikit di situ). Tidak ada masalah selama warnet pakai Linux. Namun pada akhirnya karena kebutuhan, saya jadi punya 4 Windows 7 Home Premium (saya beli dari Bhinneka.com karena waktu itu ada diskon). Soal pengalaman warnet dengan Linux, mungkin akan saya tulis di lain waktu.
Mp3/Lagu : sempat melakukan backup semua koleksi mp3 bajakan ke DVD. Mungkin Tuhan pengen saya totalitas, akhirnya ituh DVD nggak bisa dibuka karena jamuran. Hahahaha. Mulai jarang denger lagu setelah itu. Paling denger streaming radio atau nonton promotional video sekali-sekali. Cuma pernah beli CD L'Arc En Ciel sama semua album d'Masiv.
Film : dari awal memang kurang suka nonton, jadi tidak begitu masalah di sini. Paling sekali-sekali nonton ke bioskop bareng temen. Pernah beli "The Terminal", sama "Naga Bonar Jadi 2". Selebihnya saya agak-agak lupa.
E-book/buku : setelah dibaca-baca, sebenarnya isi e-book buat belajar itu ya biasa-biasa aja, alias tidak ada yang istimewa. Mending cari tutorial yang berkaitan dengan apa yang mau kita kerjakan saja, tinggal search kan gampang. Sejak jadi buruh coding, dimodalin mandor pabrik untuk beli buku yang bener2 perlu via Amazon Kindle. Baru dipakai sekali.
Aplikasi / Software : di Ubuntu semuanya sudah lengkap, tinggal install dan pake. Tampilan oke, fungsional, maknyus. Mungkin beberapa hal minus seperti nggak ada aplikasi buat trading yang bagus di Linux, sama kalo pengen main game-game online yang free susah soalnya vendor game nggak nyediain versi Linux-nya.
Games : paling-paling ke rental atau warnet buat main online game. Boleh dibilang hampir nggak pernah main game lagi sejak pake Linux, sibuk bisnis dan cari duit. :D
*******
Apakah Anda punya pertanyaan atau pengalaman yang mau dibagi? Silakan tulis di bagian komentar ya.. Semoga bermanfaat. :)
* Linux di sini merupakan kependekan dari GNU/Linux.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBwahahhaha, long ago I was a die hard linux user... before I took arrow in the... you know lah
BalasHapusIntinya, banyak aplikasi opensource yang kompatibel dengan Windows. TInggal OS sama Office-nya nih yang belum tergantikan (cari2 di kaskus win xp + ms office home edition gak sampe 1 jt). Kalo beli MacOS kudu sama mesinnya :nohope, hackintosh itu ilegal.
Kalo game, cari game indie aja di desura, steam, humblebundle, indieroyale, dll, banyaklah dan murah2 kurang dari $10.
Kalo music, pake last.fm aja bayar $3 per month won't hurt.
Filem, setuju, ke bioskop aja.
Kalo ebook tetap tak tergantikan, pemahaman konseptual biasanya lebih dalam dibahas di buku daripada di tutorial2.
Kalo bukunya emang bagus, yah apa salahnya merogoh kocek $30 - $40, toh ilmunya dipake nyari duit juga :D
WinXp + ms office home edition nggak sampe 1 juta? Yang bener?
HapusUntuk film bisa langganan HBO aja. :)
Music haram. Jadi nggak usah dengerin sekalian :D
Game.. Ah, nggak produktif. :p
Beli Macbook Pro aja, kita sama2 jadi ummat Nabi Steve Jobs alaihis salaam.. :))
Ingat golden rule : hargai karya orang lain sebagaimana karya Anda ingin dihargai
BalasHapus---------------------
klo OS yang lain dihargai dengan uang yang kita keluarkan>
klo Linux dihargai dengan apa ?
Banyak. Tapi menurutku yang paling bisa kita lakukan :
Hapus0. Menjadi Linux Ambassador, Open Source Evangelist, The Messenger, Juru Dakwah.
1. Reporting bugs, atau kontribusi code/translation ke komunitas.
jadi klo hanya jadi pengguna pasif gmana ?
Hapusberarti nggak ada kontribusi "penghargaan" kepada LINUX
Dengan menggunakan Linux saja itu sebuah kontribusi untuk pengembang Linux, karena bila distro mereka tidak ada yang download dan pakai, mungkin pengembangannya akan dihentikan, dana sponsor jadi seret, dll.
HapusMungkin .....
Hapusbagaimana hukum membeli barang yang menggunakan gambar yang sebenarnya punya hak cipta, contoh pakaian yang menggunakan gambar orang, gambar cartoon, dll, sementara si pembuat pakaian tsb menggunakan gambar tsb tanpa izin ?
BalasHapusbagaimana dengan memfotocopy buku apakah juga merupakan aktivitas illegal walau hanya selembar ?
Perasaan ini dulu banget udah pernah dijawab :D
HapusSeperti yang tertulis : membajak pada dasarnya melanggar lisensi. Jika di hak cipta disebutkan tidak diperkenankan menggandakan dalam bentuk apapun, maka pada dasarnya nggak boleh ambil source dari orang terus disebarluaskan, apalagi dijadikan alat untuk bisnis/komersil. Jadi lebih baik jangan beli barang bajakan. Tapi mungkin si pembuat design/karakter/kartun/dll menyadari juga bila ada saja orang (personal, artinya non-corporate) yang bikin t-shirt sendiri untuk dipakai sendiri. Dibandingkan dengan corporate yang jelas2 dapet revenue gede tapi pakai barang bajakan, orang (personal) ini mungkin (sekali lagi, mungkin) diikhlaskan saja oleh pembuat design yang asli.
Untuk buku juga begitu. Sudah tertera jelas di halaman awal : "Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit". Dulu kalau tidak salah Mohammad Fauzil Adhim memperbolehkan bukunya disalin dan disebarluaskan. Pada dasarnya, ya, menyalin buku dengan tujuan "membayar lebih murah" ilmu pengetahuan yang sudah capek-capek dirintis orang lain itu nggak boleh alias haram. Lagian, kalau cuma selembar, searching aja "ilmu serupa" dari internet. Banyak yang kasih gratis kok.. :)
Soal bajak ngebajak ini ane ada cerita sendiri Bro. Ane ada temen yang ikut ngerazia perusahaan2 besar yang pake produk Microsoft bajakan. Saat didatangi bersama kepolisian setempat (kebanyakan perusahaan sawit), pada panik semua. Ada yang cabut hard-disk, sembunyiin PC, macem2 kelakuan orang panik. Ketika kedapetan, itu perusahaan pilihannya terbatas: kalo nggak bayar denda, ya masuk penjara (jadi kasus perdata). Jadi sekali kena, itu duit bermilyar-milyar (ada itung2annya) bisa keluar sampe company bener2 kayak jadi gembel.
Bayangkan, company gede yang untungnya gila2an saja membajak! Jadi, sebenernya urusan bajak membajak ini bukan soal kita miskin atau nggak mampu beli, tapi soal MENTALITAS. Mentalitas kita nggak boleh sama dengan mentalitas maling. Kita rela beli ipod touch harga $299, tapi enggan beli CD musik or lagu original yang nggak sampe $8 per album! Kita rela beli PC, upgrade laptop, dll, sampe $1000, tapi kita enggan beli original software/OS yang harganya nggak sampe 10%-nya. Project arsitek/IT/apapun punya kita dihargai puluhan ribu euro, tapi mengapa kita nggak mau beli ebook asli untuk referensi yang harganya hanya 25 euro? Mentalitas kita harus diperbaiki.
Demikian Bro, semoga menjadi renungan kita semua :)
Dibandingkan dengan corporate yang jelas2 dapet revenue gede tapi pakai barang bajakan, orang (personal) ini mungkin (sekali lagi, mungkin) diikhlaskan saja oleh pembuat design yang asli.
Hapus-------------
klo orangnya nggak ikhlas / nggak tau, berarti jualannya illegal kan. bukan masalah besar kecil
pendapatan, tapi masalah izin pakai.
itu berarti seharusnya tidak hnya pedangang dvd vcd yang harus dirajia, tapi penjual baju, penjual piring penjual boneka, penjual seprai, penjual stiker, penjual lemari penjual makanan dll,
Lagian, kalau cuma selembar, searching aja "ilmu serupa" dari internet
-------------------
apa bedanya toh artikel yg ada di internet juga di "curi" dari sumber aslinya, trus kita copy dan print, apa bedanya dengan mem-fotocopy
Jadi, sebenernya urusan bajak membajak ini bukan soal kita miskin atau nggak mampu beli, tapi soal MENTALITAS.
----------
nggak juga bro, bisa juga ilmu mereka belum sampai ke tingkat "ada software asli" / "ada software halal (baca:linux)", kan banyak orang awam yang mereka tahu mereka sudah beli laptop / PC asli garansi resmi,
ya sudah, prasangka tak bersalah harus selalu diutamakan bro
wah knpa nyambung nya malah sampai ke Ipod sagala bro ??????
belum lagi klo kita mau bicara etika bisnis, bukankah merupakan persaingan yang tidak sehat (baca:curang) jika kita menjual barang dagangan terlalu murah, dengan tujuan untuk menyaingi rival kita, eh ini bukan hanya di jual jauh lebih murah, tapi bahkan dikasi gratis seumur hidup. parah bgt kan ?
contoh :
seandainya saya penjual gula, saya menjual gula seharga 1000, tpi rival sya malah membagi gratis gulanya, apalagi jika seandainya gula tsb bisa di copy paste wah wah wah bakalan bangkrut perusahaan gula yang saya punya, tinggal menghitung detik saja.
trus dengan apa saya harus memberi makan diri saya hehehe
"klo orangnya nggak ikhlas / nggak tau, berarti jualannya illegal kan. bukan masalah besar kecil pendapatan, tapi masalah izin pakai"
HapusMungkin. Tapi yang jelas BSA nggak pernah razia ke rumah atau kos-kos mahasiswa :)
"seharusnya tidak hnya pedangang dvd vcd yang harus dirajia, tapi penjual baju, penjual piring penjual boneka, penjual seprai, penjual stiker, penjual lemari penjual makanan dll"
Saya tidak paham logika Anda. Kalau tidak melanggar hak cipta/lisensi tertentu ya tidak perlu dirazia.
"nggak juga bro, bisa juga ilmu mereka belum sampai ke tingkat "ada software asli" / "ada software halal (baca:linux)", kan banyak orang awam yang mereka tahu mereka sudah beli laptop / PC asli garansi resmi,"
Buktinya, Anda saja yang sudah tahu ilmunya masih pakai bajakan.. :D
"contoh :
seandainya saya penjual gula, saya menjual gula seharga 1000, tpi rival sya malah membagi gratis gulanya, apalagi jika seandainya gula tsb bisa di copy paste wah wah wah bakalan bangkrut perusahaan gula yang saya punya, tinggal menghitung detik saja."
Analogi yang tidak tepat. Karena barang yang dibandingkan bukan gula. Coba cari contoh komoditi lain.
Saya tidak paham logika Anda. Kalau tidak melanggar hak cipta/lisensi tertentu ya tidak perlu dirazia.
Hapus----------------------
ya karna pedangang tsb memperjualbelikan barang2 yang menggunakan gambar kartun misalnya yang mempunyai hak cipta tanpa izin yang punya, berarti ilegal juga to ?
Buktinya, Anda saja yang sudah tahu ilmunya masih pakai bajakan.. :D
----------------------------
kita kan ngebahas (sebagian dari)banyak orang lain
Analogi yang tidak tepat. Karena barang yang dibandingkan bukan gula. Coba cari contoh komoditi lain.
----------------------------
ya intinya harus bersaing secara sehat klo mau jualan barang, mbok ya jangan jauh terlalu tinggi atau rendah dari harga pasar, karna akan menimbulkan persaingan tidak sehat
apalagi klo ada yang menjual suatu produk dengan harga nol (0) rupiah, apa nggak kasihan dengan pedagang lain yang masih miskin.
coba misal Linux lebih ada duluan dan lebih familiar dibanding Windows dan Mac OS, Linux yang 'dijual" gratis tentu akan mematikan pendatang baru seperti Win dan MAc, karna memang belum familiar dan juga karena "mahal" bagi dompet saya dan mayoritas warga negara Indonesia.
"ya karna pedangang tsb memperjualbelikan barang2 yang menggunakan gambar kartun misalnya yang mempunyai hak cipta tanpa izin yang punya, berarti ilegal juga to ?"
HapusCost untuk membeli license dari pihak ketiga (dalam hal ini, pemilik logo/karikatur/dll) sudah dimasukkan ke dalam production cost per item. Artinya, harga yang dibayarkan oleh buyer menjadi lebih tinggi. Contoh, Murti Enterprise memproduksi 100.000 buah kaos dengan wajah karikatur dari Mpok Nori. Ternyata, karikatur Mpok Nori sudah dipatenkan, dan Murti Enterprise harus rela bayar lebih. Deal yang disepakati, Murti Enterprise membayar Rp 100 juta ke Mpok Nori. Production cost yang tadinya hanya Rp 1 milyar, kini menjadi Rp 1,1 milyar, yang artinya cost per item berubah dari Rp 10.000 menjadi Rp 11.000. Tentu untuk menghasilkan profit yang stabil, margin harga dinaikkan lebih tinggi lagi. Ini contoh yang berlaku untuk semua barang yang kita beli secara LEGAL.
"apalagi klo ada yang menjual suatu produk dengan harga nol (0) rupiah, apa nggak kasihan dengan pedagang lain yang masih miskin"
Apakah ingin membandingkan Microsoft atau Apple dengan GNU Linux Foundation? Saya tidak paham di bagian "pedagang lain yang masih miskin". Linux hadir justru sebagai "penyeimbang" harga agar persaingan menjadi sehat dan tidak dimonopoli oleh kalangan tertentu.
"kita kan ngebahas (sebagian dari)banyak orang lain "
Justru tujuan utama tulisan ini adalah mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk sadar dan hijrah menuju The Prabowo Murti Way :)
coba byangkan bgaimana jika penemu lampu, tidak mengizinkan ciptaanya ditiru /digandakan ?
BalasHapuscoba byangkan bgaimana jika penemu komp , tidak mengizinkan ciptaanya ditiru /digandakan ?
coba byangkan bgaimana jika penemu tv , tidak mengizinkan ciptaanya ditiru /digandakan ?
coba byangkan bgaimana jika penemu ac, tidak mengizinkan ciptaanya ditiru /digandakan ?
coba byangkan bgaimana jika penemu motor/mobil, tidak mengizinkan ciptaanya ditiru /digandakan ?
coba byangkan bgaimana jika penemu hp, tidak mengizinkan ciptaanya ditiru /digandakan ?
APAKAH OS bisa disejajarkan dengan produk2 diatas ?
Contoh Anda sudah keluar dari konteks. Yang saya katakan, apabila kita ingin menggunakan sebuah barang/produk hasil karya hak cipta/punya lisensi/bermerek dagang, maka kita wajib bayar. Semua yang Anda sebutkan, bila punya license, maka pabrik yang memproduksinya wajib keluarkan cost untuk memperbanyak, yang dibayarkan kepada si pemilik/pendaftar merek/ciptaan/dll tersebut.
HapusKecuali beberapa kasus, seperti buku. Setahu saya ada sebuah project (gutenberg.org) yang mengumpulkan buku2 yang usia hak ciptanya sudah uzur, untuk digratiskan dan disediakan untuk diunduh secara gratis. Proyek pemerintah juga membuat project serupa untuk buku pendidikan/sekolah.
ya saya harap OS lama juga digratiskan hehehehe
Hapus