Bismillah.
Ada dua fakta yang tidak terbantahkan.
- Tuhan itu Maha Adil.
- Kalau melihat ketidakadilan, lihat lagi fakta nomor 1.
making doodles by moving backward
Bismillah.
Ada dua fakta yang tidak terbantahkan.
Bismillah.
Di masyarakat plus enam dua, mungkin kita sering lihat stigma sosial yang jauh lebih berbahaya daripada kena penyakit kritis. Sebutannya apa ya yang pas? "Penyakit sosial", mungkin. Dikata-katain, diobrolin di belakang, dan mungkin beberapa pendapat tak menyenangkan yang semisalnya.
"Suaminya di rumah terus, mungkin piara tuyul, atau kalau malem jagain lilin"
"Udah berapa hari ini gak pernah kelihatan, kayaknya sih kena Covid"
"Entah apa aliran islamnya tuh, diajakin tahlilan kagak dateng. Teroris kali?"
"Tuh lihat, keluarga ituh kemarin diajakin ngumpul nggak mau. Sombong amat"
Parameter-parameter kesombongan yang dibuat oleh para tetangga ini, seyogyanya kita sebut sebagai penyakit sosial. Tidak ada yang salah dengan kumpul-kumpulnya. Yang menurut ane keliru, materi obrolannya itu lebih sering tidak berkualitas.
Mungkin ini juga terkait status sosial dan lingkungan. Kalau di sekitar kita lebih banyak (mohon maaf) uneducated-nya, harus siap dengan drama emak-emak atau obrolan bapak-bapak yang tak jauh dari hoax seputar cara menaikkan valuasi burung.
Alangkah patut diberi rasa iba, ketika orang beramai-ramai pansos hanya dengan standar kehidupan yang dibuat orang lain.
Bismillah.
Untuk menaikkan angka utilisasi ini, dibuatlah program-program lain semacam TPA, pengajian Emak-emak, peringatan maulid, kajian, dan sebagainya. Tetap saja, untuk ukuran aset sebesar ratusan juta atau bahkan milyaran rupiah sekelas masjid, ini seperti punya villa besar di Puncak, tapi dikunjungi hanya sekali setahun saat musim liburan.
Kalau kita punya aset lain, semisal tanah, rumah, mobil, atau bahkan saldo tabungan, kemungkinan angka utilisasinya juga perlu kita tingkatkan. Bukan hanya bermanfaat buat kita sendiri, tapi juga orang lain.
Rumah misalnya. Kalau dibiarkan kosong terlalu lama, malah menjadi beban atau biaya. Benerin genteng yang bocor. Lantai yang berkerak. Kamar mandi yang penuh serangga. Dan seterusnya. Aset lain semisal mobil mewah juga mirip. Kalau pajaknya mahal, tapi kadar kebermanfaatannya rendah, mungkin perlu dipikirkan ulang untuk dijual saja, atau disewakan (sehingga menjadi aset yang mendatangkan pendapatan).