Kelihatannya

Bismillah

Tak bisa terbayangkan, betapa seringnya orang lain melihat kita dari kelihatannya. Apa yang tampak. Atau, lebih parah, hanya dari sudut pandang yang diinginkan sahaja. Kata orang Jawa, wang sinawang. Sebetulnya agak-agak menyedihkan sikap hidup seperti ini.

Dalam setiap selebrasi, mungkin ada duka. Dalam tiap lekukan senyum, boleh jadi ada masa lalu yang kelam. Dan dalam setiap penampilan glamor, siapa yang tahu ada jiwa yang rapuh karena belitan hutang. Mana tahu, air mata bahagia sebenarnya pertanda luka. Sekali lagi, siapa yang tahu?

Ada orang yang merasa mengetahui selak beluk hidup kita. Mengetahui jam berapa kita biasa bangun tidur, tidur lagi, apa yang kita makan sehari-hari, gaji kita berapa, sampai siapa orang-orang terdekat kita. Padahal, menurut saya, itu tidak cukup, dan mengesankan kesoktahuan diri saja.

Sampai kapanpun, dengan cara yang seperti apapun jua, kita tidak akan pernah bisa mengenal seseorang dengan utuh. Percuma mencari tahu. Percuma mengetikkan namanya di Google, Facebook, Twitter, bahkan menjadi temannya di Path. Percuma bertanya pada keluarganya.

Selalu saja, sekali lagi, selalu saja, ada sisi yang pasti kita tidak tahu. Entah masa lalunya, entah rahasianya, entah situs blog pribadinya, yang tak bisa dijamah mesin pencari, namun tersimpan rapi sampai ia mati. Apa yang terlihat belum tentu seperti kelihatannya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me