Apakah Kita Masih Butuh Dompet?

Bismillah

Sudah sekitar 3 bulan saya tidak punya dompet. Dompet yang dulu saya beli di pasar puring (pasar spesialis KW dan barang colongan, menurut saya), sudah saya berikan ke Ayah. "Pingin punya dompet kulit," katanya.

Mengapa berhenti pake dompet?

Ngganjel


Bukan karena duitnya banyak, tapi kartunya yang kebanyakan. Bayangkan, setiap hari kita harus membawa ATM, kartu kredit, access card gedung, access card pabrik, kartu langganan KRL, STNK, KTP, dan SIM C atau A. Itu minimal. Belum kalau yang punya kartu kredit banyak, atau ada tambahan kartu lain semisal Indomaret card, kartu gym, kartu tol, dan seabrek kartu lainnya. Kita nggak butuh dompet lagi. Kita butuh ransel.


Minimalis

Pengennya sih setiap hari bawaan nggak usah banyak-banyak. Jadi KTP ditinggal aja, sebagai gantinya ya bawa SIM aja. STNK kalau nggak lagi bawa motor ditinggal aja. ATM jangan dibawa kalau emang nggak ada transaksi apa-apa. Kartu kredit juga, jangan dibawa ke mall, bisa-bisa latah beli-beli macem-macem yang sebelumnya nggak ada di daftar belanjaan. Uang cash sediakan dua lembar 20 ribuan, paling-paling pengeluaran cuma naik angkot sama makan.

Tidak ada lagi "ketinggalan atau kehilangan dompet"


Gimana bisa hilang atau ketinggalan, kalau sedari awal kita emang nggak punya?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me