Bismillah
Wisuda sebenarnya penting, sebagai pemberi kebahagiaan pada orang tua dan keluarga yang telah mendukung perjuangan kita sehingga bisa mencapai jenjang tertentu di bidang akademis. Namun mengapa sebuah prosesi kelulusan harus menghabiskan waktu separuh hari, plus biaya yang tak sedikit?
Bagi yang belum mengetahui, wisuda itu bayar. Bayar toga (entah beli atau sewa), bayar makan, bayar gedung, dan lain-lain bahkan termasuk buku wisuda yang isinya sebenarnya bisa diunggah saja ke situs universitas lalu kalau memang dibutuhkan bisa diunduh secara bebas. Tidak ada istilah wisuda gratis.
Itu baru soal biaya. Mari kita bahas soal kerepotannya. Bagi para pria, mungkin masalah penampilan tak jadi soal. Tapi buat kaum hawa, kombinasi kebaya-sanggul dan tata rias menjadi wajib hukumnya. Ini mau wisuda atau mau jadi manten? Kebaya mahal-mahal toh tak akan terlihat orang, karena akan tertutup toga juga.
Sejak jam 3 dini hari mbak-mbak salon sudah datang ke kos-kosan. Calon wisudawati sudah wudhu dulu sebelum dirias, terus disuruh nahan kentut sampai subuh yang berkisar jam setengah lima. Tapi tunggu, perjuangan calon wisudawati belum selesai sampai di situ.
Sebelum masuk ke gedung tempat wisuda, calon wisudawati diminta untuk berbaris sesuai fakultas dan urutan pemberian ijazah secara simbolis (sebetulnya isi map hanya berisi ucapan terima kasih). Terseok-seok mereka menaiki tangga dengan alas kaki yang berhak tinggi. Jangan lupa bekal kipas, karena terlalu banyak ritual wisuda yang makan waktu dan kurang perlu. Mulai dari pidato senat, sampai antri mau salaman dengan rektor dan dekan.
Coba saja dibayangkan, semua prosesi yang bikin pantat kesemutan itu paling cepat selesai jam 11 siang. Jadi, apa gunanya berdandan sejak jam 3 pagi bila jam 11 bedak sudah luntur kena keringat? Buat apa? Atau, untuk siapa? Kalau memang diniatkan agar terlihat cantik saat foto wisuda, mengapa tidak berias setelah wisuda, untuk selanjutnya berangkat ke studio foto bersama keluarga tercinta? Bisa santai-santai, tidak pula harus di hari yang sama.
Entahlah, saya termasuk yang tak terlalu setuju dengan proses wisuda, kecuali itu tadi, untuk membahagiakan orang tua saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace