Bismillah
Jika ada musisi atau pengamen jalanan, mengapa tidak ada motivator jalanan? Bukankah justru orang-orang lemah semangat dengan sorot mata sendu di dalam bis kota sepulang kerja itulah, yang lebih patut diberi motivasi, ketimbang orang-orang berjas parlente mbois yang membayar biaya training seharga jutaan rupiah?
Bayangkanlah suatu hari nanti, di dalam sumpeknya Kopaja jurusan Tanah Abang - Blok M, seorang bersafari naik ke atas bis dan memulai bicara.
"Bapak Ibu yang baik hatinya! Bukan tanpa alasan kita dipertemukan di sini, kecuali Tuhan Menghendaki sebuah kebaikan hadir dalam kehidupan Bapak Ibu sekalian.. Tepuk tangan yang paling semangat untuk kita semuaa!!"
Tentu awalnya, saat ini tak menjadi tren, seorang Ibu-ibu dengan barang belanjaan segambreng menghabiskan satu tempat duduk tambahan lagi langsung bergumam, "Kasihan masih muda udah gila.."
Setelah orasi tiga menit yang menggelora, sang motivator jalanan pun berkeliling menyodorkan kantung ciki kosongnya. Sebagian orang memberi ribuan, dan beberapa masih bertepuk tangan sambil berdiri (karena tak kebagian tempat duduk).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace