Juggling Two Remote Jobs

Bismillah.

Ada yang lagi trending di beberapa pekan terakhir. Awalnya berasal dari The Great Resignation di US. Mungkin karena pandemi juga. Urutannya kira-kira gini: 

  • pandemi
  • WFH / remote
  • merasa nyaman: gak commute, ada banyak pilihan pekerjaan
  • punya bargaining dan cari opportunity di tempat lain
Saat "serikat buruh" seluruh dunia seperti bersepakat bahwa sudah saatnya kita sama-sama punya power untuk melawan hegemoni pengusaha dan kapitalis, akhirnya muncul gerakan semacam overemployed dot com. Bahkan di BBC dibahas juga.

Sederhananya, orang-orang jadi punya trik-trik untuk punya 2 (atau bahkan lebih!) pekerjaan waktu penuh dalam waktu yang sama. Alasannya macam-macam, tapi sepertinya (lagi-lagi) soal uang. Punya 2 pekerjaan junior yang bisa di-juggling, menghasilkan lebih banyak uang daripada 1 pekerjaan full-time yang harus mengejar naik level untuk naik gaji.

100 + 100 > 150

Di situs di atas dibahas gimana caranya ikut 2 meeting online dalam satu waktu, pakai 2 peripheral untuk 2 pekerjaan, bahkan sampai pakai device untuk gerakin mouse (biar tetep terlihat "aktif"). Ditambah anggota komunitas yang terus bertambah, karena kalau kita bicara remote jobs sepertinya sekarang bukan terbatas hanya di dunia IT / software development.

Pandangan saya: big no.

Walaupun bisa "membagi waktu" dengan amat sangat detail, semuanya terdengar salah. Ada kemungkinan konflik kepentingan, atau mungkin memanfaatkan resource kantor A untuk kantor B. Ini mirip punya selingkuhan atau, lebih parah, multiple personality syndrome. Anda akan dihantui perasaan bersalah setiap hari. Takut ketahuan. Belum ditambah dengan resiko yang besar bila reputasi hancur karena dipecat dan dinilai tidak punya integritas.

Kalau memang mau seperti itu, menurut saya jadilah mercenaries. Tak ada ikatan. Minim komitmen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me