Menikmati Rumah

Bismillah.

Kami sedang dalam proses menjual rumah. Baru diiklankan tak sampai 2 minggu lalu. Dinding dicat untuk mempermanis foto. Barang-barang dibereskan. Halaman disapu. Kaca jendela dilap. Kain gembel di jemuran disingkirkan. Pas selesai, hlo ini rumah kok jadi enak dilihat ya? Makin estetik bin instagrammable.

Muncul kenangan bersama Markonah di rumah ini. Bagaimana saat pagar belum ada. Lantai belum ditinggikan. Kusen pintu dan jendela yang dimakan rayap. Proses renovasi yang membuat emosi akibat pekerja abal-abal. Semua kenangan itu membuat kami semakin sayang dengan rumah ini. Ada rasa cinta yang berbeda. Yang bersemi kembali. Tumbuh lebih lebat, seperti bulu ketek habis disiram Wak Doyok.

Mungkin memang benar kata Markonah.
"Allah tidak akan Kasih kita rumah yang baru, selama yang kita punya sekarang belum kita syukuri"
Harus dinikmati dengan segala "kekurangannya". Rada sempit, jadi pas keluarga dateng terpaksa harus ada yang tidur di ruang tamu. Dengan selingan suara bocah main lato-lato, atau suara Ibu-ibu pengajian yang punya OCD dengan pengeras suara.

Tapi, inilah rumah kami. Biar jelek tapi punya sendiri. Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me