Bismillah
Salah satu ciri muslim yang baik adalah meninggalkan hal-hal gak penting. Bukan berarti yang bikin tulisan ini adalah muslim yang baik, tapi setidaknya berusaha mengarah ke situ, tapi ya masih jauh sih.. *banyak alesan*. Kalau dari ayatnya dibilangin "meninggalkan yang enggak penting" bukan "melakukan hal-hal penting", kata guru ngaji emang begitu harusnya. Dalam kaidah usul fiqih (setdah sok keren istilahnya), harusnya ambil yang lebih sedikit mudharat (kerugiannya) daripada yang lebih banyak manfaatnya.
Sejak merantau hingga saat ini, saya bingung mau ngapain ketika akhir pekan (Sabtu dan Minggu). Di pabrik, haram hukumnya bekerja saat libur. Bahkan tidak ada istilah lembur. "Sepenting apa sebuah task sehingga kita rela menggadaikan waktu istirahat kita?" kata mandor. Apakah lebih efektif kerja hingga jam 2 pagi? Bukankah lebih baik, istirahat hingga besok pagi, dan lanjutkan saat pikiran dan jiwa sudah fresh?
Namun saat menjadi pedagang sempak, nggak ada istilah libur. Sejak buka lapak dari pagi hingga malam hari, semua dilakukan tanpa membeda-bedakan hari. Mau hari Minggu, Senin, cuti bersama, tanggal merah, lapak sempak tetap harus buka. Kalau tidak buka, anggap saja besok harus siap-siap puasa. Demikianlah, pedagang yang lebih pedagang dari pedagang.
Weekend pertama di sini, saya seharian penuh malah main game, walau di hari Minggu sempat bikin posting baru. Minggu kedua setali tiga uang, karena gak enak badan tidur seharian atau cuma nonton TV punya Ibu Kos. Minggu ke-3, agak mendingan sedikit. Main ke tempat keluarga ke Bekasi. Pada awalnya mau menjemput Mbah yang pulang dari umrah, tapi karena miskomunikasi (rupanya pesawatnya delay 2 hari :D) akhirnya nggak jadi ke bandara dulu. Minggu ke-4 agak mendingan juga, bareng temen sesama ngeburuh keliling2 buat cari kosan baru, sisa waktunya dipake buat jualan toples sama panci.
Pertanyaan besarnya : kapan kita menyisihkan waktu untuk orang lain?
Maksudnya, bukan orang lain seperti keluarga, teman, atau tetangga. Tetapi bener-bener orang yang lain, orang yang tidak kita kenal. Apa kontribusi kita buat orang-orang yang mereka gak harus tahu siapa kita? Adakah sedikit dari waktu kita di akhir pekan yang bisa dipakai untuk membuat mereka sedikit terbantu? Tidak mesti seharian, mungkin 2-3 jam per minggu cukup.
Ada banyak pilihan...
KPAJ Makassar
Andaikan KPAJ tidak hanya ada di Makassar, sepertinya programnya bagus untuk diterapkan di sini. Jadi tiap Kakak bertanggung jawab untuk satu anak saja. Tiap akhir pekan, 1 kakak mengajar 1 anak. Fokus. Dan sepertinya tidak berat.
Atau mau ikut Pagi Berbagi?
Ini adalah aksi yang dimulai oleh teman saya, Landhes Manuhara. Untuk Jakarta sendiri sudah berjalan 3 kali. Untuk koordinator di Jakarta termasuk info mesti donasi ke mana, silakan kontak Afifah Rahmawati di afirahma(at)gmail(dot)com.
Cara lain...
Kita bisa berkontribusi dalam open source project. Untuk Minggu ini saya kirim translasi aWallet (aplikasi di Android untuk store password, pin, dll) dalam bahasa Indonesia. Saya lihat ada dua hal yang menyenangkan dari sini. Pertama, nama Anda bisa terkenal, dan it's cool. Kedua, tidak perlu banyak waktu! Paling-paling 1-2 jam sahaja.
Kesimpulan
Alih-alih menggunakan waktu sepenuhnya untuk hibernasi ala beruang kutub, atau having fun, mungkin kita mesti berpikir untuk menyumbangkan sebagian waktu dan pikiran untuk orang-orang yang membutuhkan. Menjadi volunteer, tanpa memikirkan balasan apa yang bisa didapat. Memberi, tak harap kembali. Mungkin kita bisa jadi pengasuh di Panti Jompo untuk Minggu sore. Atau menjadi pembantu perawat di balai kesehatan. Tidak perlu lama-lama, karena saya tahu Anda pasti takut akan komitmen. :D
Kethoke bukan ayat deh, tapi hadist wo
BalasHapusMin husnil islamil mar'i tarkuhu ma laa ya'nihi *benerin peci item*
Mohon maaf Mas, maklum saya santri karbitan.. :( Maksud hati qs 23:3 apa daya ilmu tak sampaiMohon maaf Mas, maklum saya santri karbitan.. :( Maksud hati qs 23:3 apa daya ilmu tak sampai
BalasHapusmakasih wo, keliatan kan sekarang yg karbitan siapa XD
BalasHapusberarti QS.23:3 sejalan dengan hadits hasan riwayat ahmad dan tirmidzi di atas *mencoba menutupi peci karbitan*