Kelas Inspirasi - Indonesia Mengajar (Lanjutan)

Bismillah

Ini adalah sambungan dari tulisan saya sebelumnya. Sebelum tanggal 25 April, kami diundang dalam Gathering Volunteer Kelas Inspirasi, dengan agenda utama adalah sambutan dari Pak Anies Baswedan (plus tanya jawab) dan koordinasi kelompok. Beberapa hal yang masih saya ingat dari sambutan beliau, kira-kira seperti berikut.

"Kalau kita sakit, apa kita pergi ke Puskesmas? Tidak. Untuk urusan menyekolahkan anak, apakah kita ke SD Inpres? Tidak. Ini bukti bahwa kita sudah mampu, mandiri, dan tidak tergantung pada pemerintah lagi. Memang, kita butuh negara. Tapi sebatas untuk bikin KTP, SIM, dan Paspor. Sudah."

"Rata-rata kita adalah generasi kelas menengah yang sudah mapan. Strong middle class. Punya penghasilan yang cukup, dan well-educated. Saatnya kita membalas budi. Terdapat banyak usulan dari para profesional yang sudah tidak bisa lagi berkontribusi di Pengajar Muda karena usia sudah lewat 25 tahun, atau sudah menikah. Kelas Inspirasi muncul. And you are the first!!"

"Yang perlu kita ceritakan sebenarnya sederhana saja pada anak-anak. Tanamkan saja nilai-nilai positif yang membuat mereka punya cerita yang bisa dibawa pulang, untuk mereka ceritakan kembali pada orang tua, untuk selalu mereka ingat-ingat. Kita sering lupa pada hal-hal sederhana ini. Kita sering lupa bahwa kesuksesan kita sesungguhnya berasal dari nilai-nilai positif: jujur, kerja keras, hormat pada orang tua, dan sebagainya."

"Kalau ditilik lagi, cita-cita orang-orang besar, selalu bermula sejak mereka kecil. Pak Habibie, misalnya. Kenapa beliau mempelajari aerodinamika, sebuah cabang ilmu yang boleh dibilang kurang populer? Jawabnya simpel. Dulu, beliau mendengar salah satu pidato Bung Karno. Bung Karno bilang, Indonesia ini luas sekali, terpisah jarak laut, terdiri dari pulau-pulau, sehingga butuh orang-orang yang ahli dalam bidang transportasi laut, dan udara. Dan Pak Habibie pun belajar ilmu transportasi udara."

"Another story. Saya kenal dengan Kang Imad (Imaduddin Abdurrahim). Saat ditanya, mengapa dulu beliau menjadi insinyur listrik di ITB? Ia cerita. Dulu, dia dan anak laki-laki di kampung berjalan kaki ke Bendungan Asahan, karena Bung Hatta mau datang meresmikan. Mereka semua, anak laki-laki di kampung, berbondong-bondong datang jalan kaki sekadar ingin melihat Bung Hatta. Pemimpin Indonesia. Bung Hatta bicara, dengan nada yang dingin dan datar-datar saja tidak seperti Sukarno, 'Bangsa ini membutuhkan energi yang banyak. Kita perlu insinyur-insinyur listrik.' Pernyataan Bung Hatta ini diikuti betulan, dan mereka menjalani pendidikan ke Bandung, jauh-jauh dari Medan, padahal belum pernah sekalipun kenal arus kuat. Bayangkan, efek dari kata-kata pemimpin itu sangat luar biasa. Semoga yang nanti Anda sampaikan punya dampak yang lebih hebat untuk anak-anak SD kita."

*******
Saya tergabung dalam kelompok 24. Yang membuat saya sangat-sangat minder adalah, semuanya orang-orang hebat! Salut dan hormat saya untuk Pak Dayan, Bu Diah, Mbak Upik, Mbak Leila, Mbak Rittar, Listya, Aya, dan Mas Asep Kambali yang pernah masuk Kick Andy :) (dengan quote beliau yang terkenal, "Untuk menghancurkan suatu bangsa, hancurkan ingatan sejarah generasi mudanya!"). Saya sangat beruntung bisa berjumpa, mendapat ilmu serta pengalaman yang tak akan terlupa. Terima kasih pula untuk Ibu Wati, Kepala Sekolah Dasar Negeri Petojo Selatan 06 Pagi, beserta segenap Bapak Ibu guru dan staf. Mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan, dan mudah-mudahan kita bisa bertemu di lain kesempatan. :)

Tak lupa untuk anak-anakku yang pintar dan penuh semangat, murid-murid SDN Petojo Selatan 06 Pagi. Teriring doa semoga cita-cita kalian tercapai, selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, serta bermanfaat bagi bangsa dan negara. Aamiin.

semangat mereka, kebanggaan Indonesia -- foto oleh Listya
"Saya ingin menjadi nahkoda kapal, seperti Abang saya di Jepang"
-- salah satu murid kelas 5 (yang tak ingin disebut namanya). Berjuanglah, Nak!!

4 komentar:

  1. Waktu ngisi kelas inspirasi cerita apa aja mas? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya malu cerita, soalnya yang lain jauh lebih keren :)

      Hapus
  2. Ane cuma penasaran aja kalo orang TI cerita apa gitu sama anak-anak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya cuma cerita pengalaman saya lihat komputer pertama kali. *gara2 dapet hadiah disket dari Majalah Bobo* Nggak susah kok, mereka banyak yang udah ngerti ke warnet, maen games, dll. Anak2 SD sekarang pinter2. Hidup Indonesia!

      Hapus

speak now or forever hold your peace

About Me