Bismillah
Dulu sempat pakai dari mulai kuliah hingga akhir tahun 2011. Pada tahun 2012, saya beralih ke Mac. Mengapa?
Compatibility
Isu paling krusial di Linux menurut saya adalah masalah kompatibilitas. Banyak perangkat yang hingga saat ini belum bisa dihubungkan secara langsung dengan sistem operasi ini. Dulu saya pernah beli modem smartfriend (lupa serinya, kayaknya AC392 atau apa), yang hingga saat ini tak pernah saya pakai berinternet karena nggak bisa kompatibel di Ubuntu.
Productivity
Ketika masih jaga warnet dengan Linux, biasanya ada saja masalahnya. Entah karena billing yang ngaco atau masalah hardware. Mau tak mau ketika warnet tutup (biasanya jam 9 malam), kita masih sibuk "ngoprek" dan mencari solusinya, hingga tengah malam. Padahal waktunya harus dipakai untuk istirahat, dan cari uang di esok hari.
Minimalism
Ini tentu relatif. Minimal menurut saya belum tentu minimal menurut orang-orang. Tapi kita bisa lihat bahwa salah satu skill Steve Jobs adalah dengan mudah memilah mana yang benar-benar penting dan mana yang tidak penting sama sekali. Mengapa slot USB di Macbook Pro hanya ada 2? Mengapa iPhone hanya punya satu tombol? Semuanya terjawab dari filosofi Apple dan karakter Steve.
Learn new things
Saya sudah puas menggunakan Windows, puas pula menggunakan Linux. Sejak ketemu komputer tahun 1998 sudah tahu Windows. Full jadi Linux user sejak tahun 2006 hingga 2011. Saya pikir saya harus belajar menggunakan OSX, demi pengembangan diri (ciiee pengembangan diri).
Clean
Sudah itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace