Marah-marah

Bismillah

Mungkin di antara kita ada yang punya tabiat pemarah. Sebentar-sebentar maunya marah, sebentar-sebentar mencak dan ngomel-ngomel. Tapi mungkin ada pula yang sering kena marah. Kena damprat. Entah apa saja alasannya. Mungkin karena orang tua kesal karena kelakuan anak, mungkin teman yang memang punya penyakit darah tinggi, juragan pabrik yang menganggap kita tak becus menjadi buruh, sampai orang-orang di jalan yang tak kita kenal pun bisa saja marah-marah misalnya karena kita tak sengaja buat mereka jengah.

Perkara kemarahan ini pun bukan sesuatu yang bisa masuk hal sepele. Karena naik pitam, orang bisa saja membunuh, melakukan penganiayaan, atau paling gampang, menyebutkan isi kebun binatang pada orang yang dimarahi. Apakah lantas setelah membentak dengan berbagai macam gaya, ada solusi dari masalah yang ada? Saya rasa tidak demikian.

Setelah kemarahan mereda, yang tersisa hanya penyesalan. Jadi rugi dua kali. Pertama rugi karena buang-buang energi untuk teriak-teriak dan menggebrak meja, yang kedua karena setelah pot bunga pecah pun masalahnya tak kunjung ada penyelesaian. Lalu, selanjutnya bagaimana? Mampus aje lu pade, kata orang Betawi.

Orang-orang yang hidup dalam kemarahan, bukan keramahan, biasanya tumbuh menjadi pribadi yang suka marah-marah juga. Kalau suami sering kena marah Bos besar di kantor, mungkin berujung pada sukanya yang bersangkutan untuk marah-marah ketika berada di rumah. Pelampiasan lah, kira-kira begitu. Hidupnya keras. Maunya ribut melulu. Tentu ini mesti diperbaiki.

Saya termasuk yang lebih sering kena marah daripada marah-marah. Mengapa begitu? Boleh jadi karena kena penyakit darah rendah? Bukankah kalau orang darah tinggi jadi marah-marah, berarti pengidap tekanan darah rendah jadi susah mau marah? Kalau marah bawaannya lemes. Tak bertenaga. Ketika dimarahi ya diam saja, paling pol ya pasang tampang paling bodoh sedunia akherat, jangan membalas marah-marah juga, nanti energi habis. Sudahlah pucat karena darah rendah, nanti kalau ikut marah-marah makin lemas pula.

NB : saya dapat hadiah kaos dari Abang sepulang dari Hongkong. Tulisannya "I (simbol love) HK". Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me