Bismillah
Dua hari lalu saya bertemu salah seorang teman lama di Stasiun Gambir. Ia hendak berpulang ke Yogyakarta. Dipinjami buku "Kentut Kosmopolitan", senang sekali rasanya hati ini. Maklum, kami berdua sama-sama menggemari karya Seno Gumira Ajidarma.
Kentut Kosmopolitan sebetulnya bercerita tak jauh dari kehidupan Homo Jakartensis. Mirip bukunya yang berjudul "Affair". Kehidupan orang-orang yang kalau sore nongkrong di Starbucks beli kopi harga belasan sampai puluhan ribu tapi kalau malam pulang ke kos-kosan berdinding triplek sempit dan panas banyak nyamuk dan di gotnya banyak tinja mengambang. Tulisan di Kentut Kosmopolitan juga mengkritik banyak hal yang absurd, demi pergeseran perbermaknaan dari sebuah prestise dan kelas sosial.
Buku ini belum selesai saya baca. Biasanya saat paling pas untuk baca buku adalah saat di KRL atau sebelum tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace