Malang

Bismillah

Baru beberapa hari tiba di Malang, kota yang dikelilingi gunung tak aktif, sekaligus (katanya) tempat ideal untuk wisata, menuntut ilmu sekaligus bikin startup company (kata Om Didats Triadi). Beberapa hal,

0. Dingin
Kata satpam penjaga kos, ini belum seberapa. Kalau musim kemarau, Malang bisa jauh lebih dingin. Apa di sini bisa laku ya kalau jualan AC?

1. Masjid
Jauh. Atau lebih tepatnya, lebih jauh dari jarak masjid-rumah di Tangerang. Kalau maghrib, portal mulai bertutupan. Artinya kalau mau pakai motor harus memutar. Masjid terdekat namanya Al Muhajirin, mengingatkan kita semua bahwa hidup ini hanyalah serangkai kegiatan hijrah sahaja.

2. Pendidikan
Selain Yogyakarta, Malang juga bisa dikata Kota Pelajar, karena jumlah institusi pendidikannya berlimpah. Efek dari banyaknya mahasiswa perantauan adalah bisnis kos-kosan, kuliner, laundry, fotokopi, semuanya maju pesat.

3. Wisata Alam
Mungkin Malang identik dengan Batu. Perlu diketahui bahwa Malang dan Batu sebetulnya berbeda secara administratif (beda kota), tapi orang sudah terlanjur salah kaprah dengan menyebut Batu itu ada di Malang. Asumsi orang Indonesia, Batu adalah subset dari Malang, nyatanya mereka adalah himpunan saling asing (apasih).

Karena belum seminggu di sini, mungkin belum terlalu terasa. Mungkin kalau sebulan dua bulan baru kentara. Kesan pertama kotanya lumayan bersih dan rapi. Tapi supir taksinya reckless, grusa-grusu. Nanya si Adyatma, katanya "Gimana ya Bo, pengendaranya kayak Jakarta, tapi bukan di Jakarta".