Bismillah
Mungkin sebagian kita mengira, ujian kemiskinan itu lebih berat daripada ujian kekayaan. Namun, benarkah menjadi orang miskin selalu lebih sulit daripada menjadi orang kaya?
Mari coba bahas.
Menjadi orang miskin, apalagi pengangguran yang saldo ATM-nya tidak bisa diambil barang selembar saja, akan meningkatkan peluang mudahnya beribadah pada Tuhan. Semakin menganggur, berarti semakin punya keluangan waktu untuk berdoa banyak-banyak, dan ibadah sunnah lain. Bisa sholat dhuha, hingga 12 rakaat pulak.
Menjadi orang kaya, mau sholat jamaah tepat waktu saja sulit. Apalagi kalau harta berkelimpahan, usaha besar, cabang di mana-mana, jabatan tinggi, berangkat saat gelap pulang lebih gelap lagi. Semakin sibuk dan boleh jadi lupa wajah anak sendiri.
Mungkin Tuhan Jadikan seseorang miskin dunia, karena sangking sayangnya Ia. Tuhan Rindu mendengar hamba-Nya memohon dengan harap-harap cemas, tersedu tengah malam, menyadari selemah-lemahnya makhluk. Sedang orang yang dunianya menumpuk, selain bikin sulit ketika bayar pajak dan kena audit sana-sini, akan lebih repot pula saat hisabnya kelak.
Ada milyaran manusia mati yang ingin dikembalikan ke dunia. Bukan untuk bertemu dengan istrinya nan cantik bin bahenol. Bukan demi mobilnya yang mewah, rumahnya yang megah, atau sekadar kangen jalan-jalan pakai jet pribadi. Demi Allah bukan.
Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, mereka ingin menjadi pengisi shaf terdepan di masjid. Menjadi penyumbang terbesar untuk kemaslahatan ummat. Menjadi yang pertama kehausan menuntut ilmu agama.
Mereka ingin belajar membaca quran, walau harus terseok-seok berpatah-patah lidah pegal. Mereka menyesal mengapa tak berkesempatan menabung amal kebaikan ketika hidup. Menyesal sudah sombong pada Tuhan, dan tertipu palsunya dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace