Bismillah
Mabit (mabiit), dari segi etimologi, berarti bermalam. Mabit sering dikiaskan kependekan dari "malam bina iman dan takwa", mungkin biar terdengar sedikit nusantarais, dan tak asing di telinga anak SMA dan mahasiswa. Mabit sering juga dipelesetkan menjadi "makan, bincang-bincang, tidur", karena lebih kurang memang begitulah agendanya.
Lebih lengkapnya, biasanya mabit dimulai sejak menjelang maghrib, lalu dilanjutkan buka puasa (sunnah) bersama. Oleh karena itu biasanya mabit dilangsungkan hari Kamis, atau kisaran pertengahan bulan hijriah. Ba'da maghrib berjamaah, makan malam. Istirahat sebentar lalu 'isya berjamah. Setelah itu ada kajian hingga jam 9 atau 10 malam. Bangun tidur biasanya menjelang shubuh untuk sholat malam berjamaah, diakhiri witir. Tak lama, shubuh berjamaah, lalu pulang kembali ke rumah masing-masing.
Apa tujuan mabit?
Pada intinya setelah pulang ke rumah, kita diharapkan dapat meneruskan kebiasaan-kebiasaan baik ketika mabit : semangat sholat berjamaah, menuntut ilmu, berpuasa, hingga sholat malam. Maka dari itu disarankan sholat malam ketika mabit jangan panjang-panjang, karena hanya sekadar membiasakan peserta bangun akhir malam.
Mabit pun sebuah acara yang berpanitia. Panitia mabit namanya. Panitia mabit ini tugasnya mengurus berbagai kebutuhan peserta, mulai dari makan, izin kepada pengurus masjid, mempersiapkan pembawa acara dan mengundang ustadz, sampai (biasanya) menjadi imam sholat malam kalau ustadz-nya pulang duluan. Haha.
Hikmah mabit dalam kehidupan kita banyak. Mabit pun mejadi ritual ketika berhaji. Mabit ini sebetulnya rehat sejenak dari rutinitas duniawi, mempersiapkan diri untuk rencana yang lebih besar. Dalam urusan haji, mabit di Mina adalah persiapan menuju pelemparan jumrah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace