Home Schooling

Bismillah

Anak kami memang belum berusia setahun, tapi saya sebagai abati (dan penopang nafkah keluarga) sudah mulai mencicil berpikir, bagaimana masa depannya kelak. Ingat bahwa anak yang lahir saat ini, untuk 20-30 tahun ke depan akan bersaing dengan manusia yang lebih banyak. Saat ini penduduk bumi saja sudah 7 milyar. Bentuk persaingan itu macam-macam, mulai dari berebut makanan, tempat tinggal, pekerjaan, atau pendidikan.

Soal pendidikan, entah mengapa, sejak SMP saya sudah tidak percaya lagi dengan institusi pendidikan formal milik pemerintah. Memang sih masuk sekolah negeri "agak unggulan", tapi kan hanya sekadar "lebih murah dari swasta, dan nggak medioker-medioker amat". Kira-kira begitulah pemikiran keluarga kami jaman dahulu.

Saya pun mulai melirik metode sekolah dari rumah, belajar hanya dari hal-hal yang orang tua pilihkan. Ada beberapa pertimbangan

  • Tidak percaya dengan pemerintah. Bandingkan yang Anda dapatkan dari sekolah, selama ini. Dulu waktu SMP kami punya 2 jam pelajaran muatan lokal setiap minggu. Terus belajarnya ngapain? Disuruh nebas rumput. Ok, bye!
  • Sektor swasta tak bisa diprediksi soal biaya, dan seringnya amat sangat mahal. Soal biaya ini memang masih dalam perdebatan karena homeschooling juga mahal, setidaknya lebih mahal buku untuk anak homeschooling dibanding LKS SMP gocengan yang kertasnya bisa bolong saat ditulisi.
  • Istri adalah lulusan S2 jurusan pendidikan. Ini, menurut ane pribadi, adalah modal yang besar.
  • Beberapa pertimbangan lain terkait family time, pekerjaan orang tua, dll.
Namun istri bersikeras anak harus menempuh "jalur konvensional", dengan alasan yang konvensional juga.
  • Anak tidak punya interaksi sosial, karena ketemu 24/7 ke abati dan umminya.
  • Kurang semangat dalam berkompetisi, karena ia tidak melihat kemampuan anak-anak lain seusianya.
  • Ada kemungkinan gagal kalau tidak disiplin.
Tentu ini masih akan jadi bahan perdebatan diskusi kami selama 4 tahun ke depan.

4 komentar:

  1. Wah, masnya udah nikah ya? :D

    BalasHapus
  2. Boleh ikut meramaikan perdebatan homeschoolingnya mas? :D
    1. Sy tdk sepakat homeschooling mahal. Kan biaya kita yg budgetin sendiri, mau mahal atau murah. Mau dibikin muaaahhaall bs, mau dibikin murah ngirit jg bisa. Tergantung visi misi dan modal...
    2. Carilah (atau bikin) komunitas homeschooler, atau carikan kegiatan lain selain dirumah. Byk kenalan sy sesama praktisi HS, saking sibuknya bersosialisasi malah jarang dirumah lho
    3. Soal kemungkinan gagal, yg sekolah pun berkemungkinan gagal..

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Kalau murah ngirit nanti apa ya ndak kasihan anaknya, Mak?
      2. Ini insya Allah banyak temennya.. Yang sama-sama berpikir bahwa kita ndak butuh pemerintah.
      3. Setuju.

      Hapus

speak now or forever hold your peace

About Me