Foto di atas diambil tanggal 22 Agustus 2017. Saat itu saya,
- Broke af, tanpa uang, dan tak pula pekerjaan tetap. Anak pertama baru berusia 2 bulan 19 hari. Butuh popok, pakaian, dan pengobatan. Untung masih punya (walaupun sedikit) iman, jadi alhamdulillah tidak gelap mata dan berakhir di bui.
- Bertemu Pak Abdul Rohim, guru SMA dahulu. Setelah ngobrol sementara, beliau mengakhiri dengan doanya "Semoga menjadi pengusaha yang sukses".
- Baru saja mengambil “tabungan” kami yang terakhir, uang sejumlah IDR 420,000 di BN* Sy*riah. Uang tersebut “kebetulan” teringat ada, karena rekeningnya sudah 4 tahun lebih tidak dibuka. Semacam nemu duit di kantong celana sendiri yang lupa dikeluarkan sebelum dicuci. Tentang bagaimana uang tersebut ada, sampai bagaimana cara meyakinkan CS bank agar bisa diambil, tetaplah menjadi kisah tersendiri.
Entah mengapa, saya berpikir untuk mengabadikan momen ini. Momen minum es tebu di pinggir jalan, memotret 50 kg pakan ayam pabrikan, yang terikat di atas motor pinjaman dari mertua.
Mungkin suatu saat foto ini ada gunanya. Mungkin untuk mengingat betapa sulit keadaan waktu itu. Koreksi : keadaannya tidak sulit, karena sebelumnya sudah sering mengalami yang lebih parah dari itu. Terpaksa puasa atau minum air saja, tidur di jalan, menumpang mobil orang karena tak ada ongkos, dan semisalnya. Namun, keadaan akan semakin sulit bila Anda butuh 2 mulut tambahan untuk disuapi. If you're drawn away by a sink hole, you can not drag your whole family. You can resist the pain, they can't.
Mungkin foto ini akan membawa pesan, untuk tidak sombong bila Anda sudah "menjadi pengusaha yang sukses", seperti doa Pak Guru. Mungkin pula, untuk mengiklankan setidaknya produk perusahaan berikut : Honda, Charoen Pokphand, Sosro, dan Coca Cola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace