Bismillah
Allah dan Rasulnya akan Memerangi pelaku riba dan kroni-kroninya. Saat ini kita sudah dikepung terlampau banyak dengan berbagai "kemudahan yang melenakan", yang sakitnya akan kita rasa nanti di penghujung zaman. Hutang mobil mudah, akibatnya macet di mana-mana. Mau punya rumah jadi mudah, akhirnya banyak yang kena sita. Mau bisnis tak punya modal mudah, akibatnya bisnis babak belur karena cuan kepotong bunga. Mau naik haji mudah dengan dana talangan, akibatnya menjadi (minimal) berkurang keberkahannya.
Era banking atau lembaga ribawi sudah mulai goyang dengan banyaknya komunitas anti riba, dan kesadaran bahwa sesungguhnya "kemudahan yang melenakan" itu menyebabkan pelakunya rugi. Rugi bukan hanya secara materi, dalam artian pada akhirnya toh dikeruk sama bankir, tapi juga secara pikiran. Contohnya stress, silaturahmi dengan keluarga terganggu, dan seterusnya.
Lalu bagaimana solusinya? Apakah saat Allah dan Rasul melarang sesuatu, tapi tidak ada alternatif solusi?
Segala petunjuk dan jawaban atas pertanyaan hidup sebetulnya ada di Quran, itu pun kalau kita mau baca. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 275-276, Allah sebetulnya telah Memberikan jawaban atas kegiatan ribawi, yaitu halalnya jual beli dan suburnya sedekah. Ketika kita sudah mengungkung pikiran kita dengan asumsi-asumsi keliru semisal berikut
"Ya kalau nggak hutang nggak bakalan punya.. "
"Mana bisa bisnis nggak pake modal"
"Nunggu kapan mau lihat Ka'bah, usia sudah kepala enam"
....dan seterusnya.
Yakinlah bahwa kita sudah membelenggu diri kita di penjara yang kita buat sendiri. Yang seharusnya dibebaskan adalah pola pikir kita dulu, bahwa seyogyanya kita ini tidak butuh-butuh amat sama bank.
Insya Allah dalam beberapa tahun ke depan, perubahan itu akan terjadi. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace