Atas Nama Konten

Bismillah.

Vincent Van Gogh hanya berhasil menjual 1 lukisan seumur hidupnya, lebih tepatnya sepanjang 10 tahun karirnya di dunia seni. Ia meninggal di usia 37 tahun. Saudaranya, Theo, yang berusaha untuk tetap mempromosikan karya-karya Van Gogh, bahkan meninggal 6 bulan setelah itu. Usaha ini terus dilanjutkan oleh istri Theo. Lebih dari 900 lukisan Van Gogh, justru terkenal jauh hari setelah itu.

Dalam lebih dari 25 lukisannya, Van Gogh menggambar self-portrait. Modelnya adalah dirinya sendiri. Alasannya sederhana, ia tak punya cukup uang untuk membayar model, tapi ia butuh latihan untuk menggambar wajah orang.

Pada 23 Desember 1888, ia memotong telinga kirinya. Banyak pendapat berseliweran tentang motif Van Gogh ini. Tapi Museum Van Gogh memberi penjelasan, bahwa itu terkait "mental breakdowns" yang dideritanya. Van Gogh kebingungan dan kesulitan mencari inspirasi. Ia pun mengabadikan momen itu dalam sebuah lukisan seorang pria dengan perban model bandana. Di lukisan itu, yang terpotong adalah telinga kanan, karena Van Gogh melukis sambil menatap dirinya di cermin.

Haruskah kita jadi stress seperti Van Gogh?

Sekarang kita sibuk membuat konten. Tidak lucu, dipaksa lucu. Gibah, tapi banyak peminat. "Kemiskinan elu adalah bahan YouTube guwa". Nir manfaat. Drama omong kosong. Yang penting viral. Akhirnya apapun yang kita lakukan, motifnya hanya sekadar atas nama konten.

Sedekah? Demi konten. Pergi liburan, acara kawinan, lahiran anak, potong rambut? Jadi konten. Bahkan perkara sepele semisal makan aja bisa jadi konten. Ujung-ujungnya orang rela menggadai harga diri demi jadi konten. Sekali konten, tetap konten. Hidup konten!

Oh, saya paling suka alasan Van Gogh memotong telinganya versi sebuah sampul buku tulis waktu SD.

Akhirnya Van Gogh memotong telinganya sendiri karena sering lupa menaruh pensil di situ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me