Cara Berpikir Orang Kaya

Bismillah.

Agak males sebetulnya nulis beginian. Takut menyinggung karena bawa-bawa urusan duit. Sensitif gitu loh, kayak test pack. Tapi yo ndak papa, hla wong menulis itu demi memuaskan hasrat dan (sedikit banyak) membuat bahagia.

Bertahun-tahun ane berpikir, kita ini tidak jadi kaya, apa karena cara pandang, pola pikir, wawasan kita, itu tidak seperti orang-orang kaya pada umumnya? Cara berpikir yang seperti apa? Apa saja. Bukan hanya tentang memaknai uang dan materi, tapi kehidupan secara umum. Jika mau disimpulkan, apa saja harus dipikirkan berkebalikan dengan cara pandang orang miskin.

Orang miskin punya duit sejuta, habis sejuta. Punya duit 100 juta, habis 100 juta. Dapet gaji 3 juta beli hape baru, dapet 5 juta kredit iPhone 12 pro max. Dapet warisan atau ganti rugi gusuran tanah langsung beli Xpander. Walau, jika boleh meminjam tulisan Seno Gumira Ajidarma, tiap malam pulang ke gang sempit yang bikin bodi mobil lecet, dan tetangganya habis maghrib ngumpul di teras pakai singlet dan sarung main karambol sambil kipas-kipas.

Orang miskin fokus pada penambahan pendapatan. Orang kaya fokus how to spend money wisely. Orang miskin pas kongkow obrolannya valuasi love bird atau cupang ratusan juta. Mengawang-awang, ghibah, nir manfaat. Kalau berangkat ke kantor ngebut salip sana-sini, takut kena potong gaji karena telat. Orang kaya santai, duitnya udah banyak, siapa yang mau mecat dia?

Orang miskin susah berpikir jernih karena perutnya kosong. Berpikir (jernih) itu perlu energi. Dan energi datangnya dari makanan. Wajar bila kita sering mendengar berita orang menjadi nekat karena sekeluarga lapar. Sangat bisa dimaklumi.

Miskin dan kaya itu menurut ane hanya sekadar mindset. Kalau kita pernah tahu seseorang yang dari dulu sampai sekarang hidupnya terus-menerus ngeblangsak di dasar jurang, perlu dipertanyakan tentang apa yang jadi isi kepalanya. Bagaimana dia memandang dunia ini? Apakah dia rajin sholat? Apa saja doanya? Bagaimana hubungannya dengan orang tua? Keluarganya? Kerabat dan sahabat-sabatnya? Seperti apa sih, circle dia? Status di sosial medianya isinya keluhan, sindiran, menyalahkan keadaan?

Perlu lebih dalam dilihat, dan tidak semata-mata hanya karena urusan saldo saja.

Udah ah, mau lanjut mancing!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me