Crossing The Border

Bismillah.

Border. Kalau kata terjemahan,

the edge or boundary of something, or the part near it

Bentuknya bisa apa saja. Dinding tebal. Garis. Pembatas. Sungai. Yang penting bisa membedakan. Apa yang dibedakan? Juga bisa apa saja. Mungkin status sosial, tingkat ekonomi, nasib. Bahkan bisa juga surga atau neraka.

Betapa banyak orang yang ingin menyeberangi "batas" imajiner yang manusia buat sendiri. The Wall, misalnya. Berapa banyak orang Meksiko yang sudah bertaruh jiwa hanya sekadar punya penghidupan yang lebih baik di US? Mereka harus berjibaku dengan kehidupan yang keras di negara asalnya. Kartel narkoba. Kemiskinan. Kekusutan dan ketidakamanan. Mereka mendambakan berada di sisi lain dinding. Untuk mengenyam roti yang lebih nikmat. Air yang lebih jernih. Hijrah menuju negara yang katanya jadi mimpi sebagian besar orang di dunia, walaupun tiap hari ada aja berita mass shooting.

Bagi sebagian orang, bahkan mimpinya nggak yang muluk-muluk banget. Sebatas bisa beli nasi uduk pakai telor, atau bisa beli happy meal. Boro-boro mau berangkat haji, bisa makan 3 kali sehari aja udah alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me