Bismillah.
Beberapa waktu terakhir, saya punya kegemaran baru. Berburu barang bekas. Orientasi untuk mencari barang bekas ini karena sering sekali setelah beli barang, kepikiran untuk upgrade ke yang spek-nya lebih tinggi, atau merasa kurang maksimal dalam menggunakannya, jadi mending dijual saja.
Ada banyak keuntungan sebetulnya.
Pertama, harga yang lebih miring. Kalau seandainya pengen dijual lagi, gap antara harga beli dan harga untuk kita jual lagi jadi nggak terlalu terasa.
Kedua, mengurangi perilaku konsumerisme. Walau tidak terlalu ngefek karena dari perusahaan aslinya juga pasti produksi terus. Dan karena marketingnya mereka luar biasa, akhirnya tetap kapitalisme yang menang.
Di dalam jiwa setiap barang bekas, tersimpan memori kepada pemilik terdahulunya. Ada guratan. Lecet. Bekas dipakai. Tapi di situ pula ada cinta, yang makin pudar. Tapi tidak pernah habis. Makanya namanya preloved. Pernah dicintai.
Btw, ini bukan ngomongin janda ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace