Kemponan Futsal

Bismillah.

Dulu saya sempat punya tim futsal. Namanya Kemponan Futsal Club. Isinya teman-teman yang tinggal di dekat rumah dan memang sudah saling kenal sejak kecil. Saya agak lupa mengapa dinamakan Kemponan. Seingat saya karena dulu kalau sewa lapangan, harus ada namanya, untuk dituliskan di whiteboard besar yang isinya seperti jadwal mata pelajaran anak SMA. Jam segini Jaya FC, jam segitu Pantura Bergoyang FC, dsb. Dan nama "Bowo" amat sangat pasaran dan kurang menjual.

"Jadi mau dikasih nama apa, Bang?" kata si Kakak yang sepertinya memiliki wajah yang mainstream ala admin: ketus dan kurang bersahabat.

"Kemponan aja, Kak!" jawab saya dengan random tetapi mantap. Jawaban yang lalu disambut dengan cekatnya ia menulis dengan spidol merah besar yang tintanya sudah uzur dan rabun tapi tak kunjung diisi ulang. Mirip spidol di SD Inpres mungkin.

Penampakan dari whiteboard yang saya maksud (dok. Kemponan FC)

Itu terjadi sekitar tahun 2009-2011. Kami sempat bertahan selama 2 tahun. Rutin bermain, berlatih, beradu dengan tim dari antah berantah, sampai mengikuti kompetisi (walau langsung kalah di pertandingan pertama). Futsal bagi kami bukan sekadar menang atau kalah, tapi salah satu cara menikmati hidup. Mengecap persahabatan.

Saya juga membuat website di kemponan.com (dan akhirnya harus pindah ke blogspot saja supaya tidak repot: kemponan-futsal.blogspot.com). Di sanalah tersimpan kisah pengobat rindu, ketika nafas masih kuat bak kuda pacu. Ketika langkah kaki secepat pelari. Dan bagian perut belum menggelambir.

Menurut saya sebuah tim futsal yang solid butuh waktu lama untuk tumbuh. Agar memiliki perasaan satu hati, membangun chemistry sehingga permainan akan enak dilihat secara otomatis. Seperti quote dari Dedi Pentol salah satu pemain kami.

"Skill individu di dalam futsal itu tidak penting. Hal itu akan keluar (dengan sendirinya) jika tim sudah unggul skor jauh"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me