Tes Kesakitan

Bismillah.

Beberapa hari lalu, karena sebuah keperluan yang mewajibkan medical check up (MCU), saya pergi periksa ke RSUD Kota Tangerang. Baru tahu ternyata untuk pembiayaan tersebut harus dari kantong kita pribadi. Mungkin beda propinsi beda kebijakan. Nyesek juga sih harus keluar cetiao. Walaupun pada akhirnya entar diganti sama pabrik.

Gambar dari Gonzalo Kenny

Saat MCU kita diambil darah 2 kali, diperiksa EKG, ditimbang, diukur tinggi, rontgen, dan lain sebagainya. Hasilnya ternyata bikin kaget. Kolesterol saya tinggi dan kadar SGPT (bukan SGIE) sedikit di atas normal. Akhirnya dirujuk ke spesialis penyakit dalam. Yang tadinya perasaan sehat-sehat aja, eh ternyata mesti ngantri di RSUD lagi. Selain makan waktu yang tidak sebentar, punya pengalaman buruk juga dengan RS karena pernah operasi t*tek.

Mungkin itulah sebabnya orang jarang mau dengan sukarela ikut tes kesehatan. Ibarat kendaraan yang servis di bengkel, yang tiba-tiba dipanggil sama mekaniknya. "Pak, sini sebentar, Pak.." Terus ternyata kudu ganti kampas rem, filter, aki, dsb. Padahal awalnya cuma mau ganti oli aja. Saya usul tes kesehatan diganti saja namanya menjadi "tes kesakitan". Karena alih-alih pengen tahu orang itu sehat atau tidak, malah justru membuka kotak pandora. Ujungnya, orang jadi stress karena harus jaga makan, gak boleh ina itu, dan malah bikin tambah sakit karena jiwanya terguncang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me