Mungkin kita sering bermimpi kembali ke masa sekolah. "Mimpi" dalam arti sebenarnya. Alias bunga tidur. Bukan "harapan", "angan-angan", atau "sesuatu yang dicita-citakan". Tiba-tiba besok ujian. Atau lupa mengerjakan pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan segera. Mimpi berada di ruang kelas kembali. Disoraki teman-teman. Dimarahi guru. Dihukum atau dipermalukan.
Photo by Adhitya Ginanjar from Unsplash |
Dan ketika bangun, kita tersadar kita sudah berada jauh dari masa itu. Masa-masa yang mungkin tidak ingin kita kenang. Merasa dikejar-kejar. Tidak bebas. Terkekang. Apakah masa itu sedemikian menekan kita, sampai-sampai kita berkali-kali mimpi kembali ke sekolah?
Mengurusi hal-hal yang jadi esensi bagi masa depan mungkin berat bagi Kemdigdud Konoha. Maklum saja karena anggarannya paling besar. Rawan dikutip sana-sini. Sistem yang tambal sulam. Harus menyertakan vendor yang masih ada hubungan keluarga dalam proyek. Titipan pejabat. Pesanan orang penting. Terlalu banyak interest.
Mari kita sama-sama doakan semoga Tuhan masih Mengiringi perjalanan pendidikan kita. Menghasilkan pelajar tanpa tekanan batin, yang yakin suatu saat masa depan mereka akan terjamin cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace