Bahagia itu Sederhana

Bismillah

Ketika Rasulullah ditanya, ingin apa dari dunia, beliau tak meminta apa-apa. Hanya sekadar menjadi pribadi yang pandai bersyukur. Jadi syukur itu bukannya karena berkelimpahan, tapi mahfum bahwa apapun keadaannya, dilarang keras mengeluh bin menekuk muka. Sehingga bisa kita simpulkan, penghulu kebahagiaan adalah syukur dan sabar, sedangkan nestapa berpangkal pada merengek tanpa pernah merasa cukup dan puas.

Tak seperti namanya, harga di RM Sederhana menurut saya tidak sederhana. Agak sulit mengkonotasikan kesederhanaan dengan nasi lauk tempe lalap daun ubi harga tiga puluh ribu. Tapi kita, orang-orang sederhana yang tak mau dibilang pas-pasan alias missqueen, selalu punya cara untuk hidup bergaya dengan segala macam keterbatasannya.

Tak punya AC, ya pergi ke Alfamart numpang ngadem. Atau di ATM. Lagipula penempatan AC di ATM adalah wujud pemborosan dan tak berkesesuaian dengan visi "An Inconvenient Truth"-nya Al Gore. Kalau belum bisa beli mobil ya naik Grab Car diskonan. Kalau tak punya sofa ya ke IKEA, mau duduk-baring-nungging silakan. Kalau tak punya TV ya ke Carrefour, numpang nonton TV 60 inchi.

Selalu ada cara untuk menyederhanakan kebahagiaan, karena bahagia itu tak melulu soal posesivitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me