Bel Rumah

Kami pasang bel rumah di pagar karena kasihan sama pengantar paket yang mesti teriak saat datang. Ditambah, desain pagar yang memang sengaja ane buat tanpa pegangan, bikin tambah bingung, “Ini masuk rumahnya pegimana?” Soal kenapa mesti seperti itu nanti akan dibahas pada kesempatan berbeda. Dengan catatan, kalau nggak males nulis. Haha.

Bel rumah sering dimainkan sama anak tetangga, atau anak kecil yang kebetulan lewat. Tapi “temptation” untuk memencet bel itu sebetulnya bukan hanya milik anak kecil, karena jujur ane kadang gatel juga pengen mencet, walaupun sudah tahu gimana caranya masuk. Ada rasa nikmat yang tak biasa, ketika dulu waktu zaman bocah, memencet bel rumah orang, lalu lari sembunyi di balik pohon atau semak-semak, dan menunggu sang empunya rumah keluar sambil celingak-celinguk dengan ekspresi kebingungan. Jadi kalau bel rumah sekarang dipencetin anak-anak, ya mungkin karena karma.

Bel rumah pada dasarnya tidak perlu sampai ada tulisan penegasan, semisal “BEL” atau “PENCET DI SINI” atau yang semacamnya. Karena toh bentuk bel harusnya sudah bisa menjelaskan fungsi naluriahnya. Demikianlah UI/UX dalam dunia pengebelan. Menurut ane sih begitu ya. Nggak tahu kalau menurut panjenengan, bikin blog sendiri aja kalau beda pendapat. Hahaha.

Oh, balik lagi ke keisengan anak-anak tadi. Bagaimana membedakan antara keisengan anak-anak dengan orang yang memang niat bertamu? Gampang. Kalau setelah bunyi bel ada suara langkah lari-lari, berarti yang mencet anak-anak. Tetangga dan keluarga jarang bertamu dan kalaupun mau namu biasanya kirim WA dulu. Pengantar paket kan ketahuan, kalau kita mesen pasti ditungguin, biasanya tambah suara motornya.

Pernah bel dipencet berkali-kali. Karena istri melihat beberapa pasang kaki anak-anak dari sela-sela pagar, akhirnya nggak dibukain. Dikirain iseng dan nanti juga pergi. Eh, bel dipencet terus. Akhirnya bini keluar. Ternyata anak tetangga beneran mau masuk. Mau ngambil bola yang kebetulan masuk ke halaman kami. Haha. Makanya jangan suka iseng, nanti nggak dipercaya orang lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me