Bismillah.
Ada begitu banyak pertanyaan yang bisa kita ajukan ke diri sendiri, misalnya:
- Apakah saya akan masuk surga? Apakah ada jaminan bebas dari siksa kubur? Jika saya mati hari ini, apakah amalan baik lebih berat ketimbang dosa?
- Ilmu agama yang saya punya sudah cukup untuk membimbing keluarga ini keluar dari siksa api neraka?
- Apakah saya sudah menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, yang tidak pernah menzalimi orang lain? Apakah pahala saya tidak terkikis oleh dosa ghibah dan sejenisnya?
Atau, mungkin terkait hal-hal duniawi dan ketidakpastian masa depan. Misalnya,
- Akan seperti apa keadaan finansial keluarga kami di 10-20 tahun ke depan? Cukup untuk pendidikan anak? Pensiun dan hari tua? Ibadah haji dan umroh?
- Bagaimana membalas kebaikan orang tua dan keluarga yang sudah banyak membantu baik dari segi moral maupun ekonomi?
- Apa saya akan tetap berprofesi di bidang yang sama? Jika memulai usaha, apa yang cocok? Apakah raga masih kuat?
- Aset atau model investasi apa yang harus saya cicil dari sekarang? Di daerah mana sebaiknya kami akan tinggal?
- Dan hal-hal serupa lainnya...
Tentu perasaan cemas dan tak tenang seperti di atas biasanya datang dari godaan setan. Takut miskin. Takut dengan hari esok. Padahal hari ini belum selesai. Padahal cicak yang tidak bisa terbang bisa menyantap nyamuk yang bersayap. Padahal sudah tahu kalauTuhan Maha Pemurah pada tiap makhlukNya, dan tidak akan ada makhluk melata di bumiNya yang tidak kebagian rizki.
Tetap saja, terkadang ada ketakutan-ketakutan. Ada kekosongan dan rasa sendu saat menatap mata anak yang masih balita. Ada bengong-bengong cantik di bawah shower, atau di teras depan rumah sambil sesekali menatap langit yang gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace