Kok Dia Gak Mati-mati Juga?

Bismillah.

Kita kadang melihat kelakuan orang yang membuat kerusakan, kegaduhan, magnet kontroversi, atau buzzerp modal contong. Lalu, kita mulai berpikir. Akan seperti apa akhir kehidupannya kelak? Hati kecil kita pun berharap, secara manusiawi, orang tersebut mendapat penyegeraan balasan atas dosa-dosanya di dunia. Ya mirip-mirip kesudahan tokoh antagonis di sinetron azab gitu lah. Tapi, kita kecewa, karena walau seperti sudah di ujung maut, fans dajjal tersebut kok tidak juga game-over. Gemes gak? Ya gemes lah masa enggak.

Tanpa kita sadar, kalau mau jujur, hal yang sama bisa kita tanyakan pada diri kita sendiri.

Di usia kita yang tak bisa dibilang muda, coba kita ingat-ingat, telah berapa kali kita lolos dari kematian? Sudah berapa kali kita hampir tenggelam, menjadi korban tabrakan, bencana, sakit parah, atau terbaring di meja operasi? Sudah berapa kali pula Tuhan Menyelamatkan kita yang fakir amal ini? Sudah berapa lama Tuhan Memaafkan kita, terus menerus Memberi kita kesempatan untuk tetap hidup sembari memperbaiki diri?

Sekitar 6 tahun lalu, sesaat sebelum operasi tetek, saya terbayang operasi sebelumnya. Ruang operasi yang dingin. Meja tempat kita telentang serasa balok es. Pakaian semuanya ditanggalkan, menyisakan baju pasien warna biru muda yang tipis, lebih tipis dari kain kafan. Ya Tuhan, Ampuni hambaMu. Kini aku bersiap menghadapMu, tak membawa apa-apa kecuali catatan kebaikan yang tak seberapa. Telanjang layaknya saat aku lahir dahulu. Bedanya, sekarang ada lah bulu-bulu dikit....

Saat kita bertanya, "Kok dia gak mati-mati, ya?" Sebetulnya alasannya sama dengan mengapa kita belum juga dipanggil olehNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me