Bismillah.
Agak geli kalau dengar pernyataan senada dengan ini.
Artis X walau usianya sudah di atas 50 tahun, tapi tetap terlihat seperti gadis 20-an tahun
Wow! Usahanya getol sekali ya, untuk tetap mempertahankan penampilan yang bukan hanya berbiaya besar, tapi juga ribetnya naujubilah. Operasi sedot lemak, suntik sana-sini, konsumsi vitamin, belum lagi kosmetik yang tebalnya seperti plesteran semen di tembok. Pertanyaannya, demi apa?
Padahal usia kita segitu-segitu saja. Menjadi tua, dan kemudian mati, adalah fitrah. Rambut akan memutih dan rontok. Gigi mungkin ompong. Kulit tak lagi kencang. Mata perlahan kabur. Jalan tertatih-tatih karena tulang sudah mulai keropos. Tetek bahkan hilang separuh. Semua itu akan kita jalani. Mau tidak mau, suka ataupun benci.
Saat kita menolak fitrah, maka beban kita akan semakin berat. Siapa yang mampu memundurkan waktu, atau membangkitkan orang mati? Siapa yang kuat melawan derasnya zaman, menantang malaikat maut? Siapakah yang mau mengayuh menabrak arus sungai, membalikkan keputusan sang Maha Membuat Keputusan?
Hal yang sama berlaku untuk berbagai hal keduniawian lainnya. Harta kita. Kendaraan, rumah, tanah, perhiasan. Apapun. Semuanya akan rusak, usang dan habis dimakan umur. Akan ada akhir untuk segalanya. Makin mobil kita disayang-sayang, dielus-elus dijaga supaya tidak lecet, justru akan semakin jadi bahan pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace