Bismillah.
Istilah tersebut saya dengar pertama kali dari Pak Budi Rahardjo dalam sebuah video singkatnya tentang perbedaan S1, S2, dan S3, serta urgensi masing-masingnya.
Pertanyaan mengerucut ke "Apakah saya perlu ambil higher degree?"
Jawaban singkatnya, jika Anda S1, ambil S2. Tapi jika Anda S2 dan dosen, dengan sangat menyesal, Anda harus ambil S3. Tapi jika tidak (Anda masuk ke ranah bisnis, profesional, intinya yang bukan akademisi), Anda disarankan untuk tidak ambil S3 (agak beda ya "disarankan untuk tidak" dengan "tidak disarankan").
S1 ke S2
Singkatnya, ambil aja karena S2 gap kesulitannya sama S1 tidak terlalu jauh. Alasan utama, karena inflasi degree itu tadi. Orang dengan gelar S1 terlalu banyak sehingga valuasinya menurun.
S2 ke S3
Pendidikan S3 itu sangat susah sekali. Orang S3 ibarat veteran perang. Banyak yang kandas. Stress, gila, bunuh diri, bubar keluarganya, secara kehidupan rusak. Seperti prajurit veteran beneran, pulang-pulang ada scars. Bukan hanya bekas luka secara fisik, tapi juga secara mental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace