Komparasi Diri 10 Tahun

Bismillah.

Beberapa hari lalu Bayu sama Risma beranjangsana (atau anjangsini?) ke rumah. Obrolan mengalir. Dari kerjaan, interior, becandaan random, sampai di sebuah pertanyaan (yang juga random).

"Bay, ente sekarang kalau ngelihat orang miskin, ada perasaan beda nggak sama yg dulu-dulu?"

"Intinya ane jadi nggak gampang kasihan"

Ketika 10 tahun lalu kita miskin, itu bukan salah kita. Tapi ketika 10 tahun kemudian (sekarang) keadaan kita masih begitu-begitu saja, dengan indeks kebahagiaan yang tak kunjung meningkat, aset yang tiada bertambah, masalah hidup yang tak tuntas, maka harus ada evaluasi. Mengapa hidup seseorang bisa terus ngeblangsak selama satu dekade?

Mungkin orang-orang kaya yang hartanya udah kebangetan banyaknya, punya pandangan berbeda saat melihat kita yang gembel-surembel ini. Ya walaupun kita nggak gembel-gembel amat. Karena mereka itu pernah berada di posisi kita juga. Bisa jadi malah lebih buruk. Neck-deep in debt. Tapi mereka bertahan. Seperti kata Donal Trump dalam acara The Apprentice,

"That's about 13 years ago. I fought back and I won, big league"

Sekarang kita evaluasi lagi, hidup kita 10 tahun lalu seperti apa? Apa kebermanfaatan yang kita sudah kita alirkan? Berapa banyak hal yang kita raih? Seberapa bahagianya kita saat ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me