Tulisan vs Audio Visual

Bismillah.

Kata Markonah, waktu awal-awal nikah dulu.
Mas, kalau kamu ngomong kok nggak seperti tulisan di blog?

Oke kita translasi. Apakah mungkin artinya:

0. Tulisan saya bagus. Sebelum nikah sepertinya dia kepoin blog ini dulu.

1. Saya belum bisa menyampaikan sesuatu di media selain tulisan.

The Whys and Wherefores

Kami-kami itu belasan jam sehari di depan komputer: barang tidak bernyawa yang nir perasaan. Kalikan saja dengan sekian tahun. Interaksi sosial bisa dibilang minim sekali. Jarang ngobrol. Tidak pernah hangout sama manusia beneran. Tidak pernah muncul di pos ronda, yang topiknya tak jauh dari ikan cupang ratusan juta atau valuasi burung.

Amat wajar sebetulnya kalau kami ngomong ya terdengar stuttering. Karena ndak terlatih.

Beda dengan tulisan. Bisa dibaca berulang-ulang sebelum dikirim. Bisa dipikir dulu sebelum diketik, dipilih-pilih kata apa yang bisa bikin hati pembaca klepek-klepek. Ada typo tinggal diedit. Bahkan itu bisa dilakukan setelah tulisannya lama diterbitkan.

Growth Mindset

Elon Musk itu introvert, ngomongnya gagap, tapi buktinya pernah jadi orang terkaya juga seantero jagad. Dengan cara pemikiran yang berkembang seperti itu, harusnya kita juga bisa melatih diri supaya kapabilitas kita naik. Makanya saya mau coba buat konten di YouTube. Motivasi utama sih bukan buat kepopuleran atau uang, tapi minimal biar terbiasa ngomong dulu.

Ternyata emang susah, tapi layak dicoba.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me