Buru-buru

Bismillah.

Ada keponakan yang sedang tinggal di rumah. Hampir seminggu. Usianya beberapa bulan saja lebih tua dari anak kami. Di suatu pagi, dia tanya.

Kenapa Arin tidak buru-buru?

Mungkin sudah menjadi karakteristik keluarga kami, segala hal dibikin santai. Bukan tidak serius, tapi lebih ke "tidak buru-buru". Tidak mesti berangkat sekolah dan kerja dari subuh hari. Makan bisa lambat-lambat. Saya sendiri bekerja masih dari rumah. Istri juga di rumah. Bisa makan sama-sama, dan bertemu sepanjang hari.

Ini berbeda dengan kebiasaan di keluarganya. Ayah berangkat ke kantor pagi-pagi. Anak pertama dan kedua harus berangkat sekitar jam 5:30 bersama Ibu yang juga bekerja. Sarapan, mandi, aktivitas pagi, dilakukan dengan cepat. Di rumah tidak ada orang sampai agak siang. Rame lagi nanti menjelang malam.

Menjadi salah satu dari sedikit bagian keluarga Indonesia yang "tidak harus buru-buru". Inilah pilihan hidup yang rasanya tidak populis, tapi kami syukuri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

speak now or forever hold your peace

About Me