Tahun 2019 banyak kesenduan. Makin sering mellow guslow xanana gusmow. Makin sering mengingat kematian. Makin sering kepikiran tentang dosa, dan apakah amal sudah cukup untuk bekal menuju perjalanan selanjutnya. Sampai-sampai bilang ke bini, "Gw mau pensiun dini. Naek haji terus berhenti kerja. Balik kampung jadi marbot."
Dan langsung dibalas dengan, "Terus yang bayar utang kita sapa?"
Oh iya ya. Mak jleb.
Yang terjadi di tahun 2019 lalu.
- Alhamdulillah hutang rumah ke bank lunas. Ini bukan berarti hutang-hutang yang lain kelar, tapi minimal udah nggak ada urusan sama lembaga keuangan yang mencekik leher. Huh.
- Kabarnya mau dipinjemin laptop dari pabrik. Alhamdulillah. Daripada beli baru, mehong coy.
- Hafalan bertambah walau sedikit. Susah mau disiplin dan menuntaskan juz 30.
- Rumah kebanjiran.
Di 2020, hari pertama, rumah kami kebanjiran versi 7.0. Jadi selama 3 hari terakhir kami sibuk mengungsi ke rumah Abang. Banjir ini tertinggi selama 6 tahun saya tinggal di sini. Dan memang sepertinya parah sekali, terbukti di beberapa daerah air naik hingga menghanyutkan harta benda.
Soal banjir ini mau saya ceritakan di sini saja.
Biasanya saya tidur di bawah, beralaskan kasur busa. Yang pengalaman punya anak kecil pasti mahfum bahwa anak dan bini lambat laun akan "menguasai" teritori tempat tidur. Jadi ane "migrasi" ke bawah.
Malam itu, tanggal 1 dini hari. Tak seperti biasanya, bini sama anak yang tidur di kasur bawah. Hujan memang deras seharian. Namun saya sempat melihat air tidak naik. Jadi jam 2 saya mulai menutup mata. Jam 4 shubuh, anak saya melompat ke atas diikuti teriakan istri yang sudah basah kuyup.
Air sudah masuk rumah hingga setinggi kasur. Lebih kurang 15 cm.
Saya tak bisa bayangkan trauma bini dan anak yang bangun karena banjir. Mungkin kalau saya yang tidur di bawah, traumanya bikin jadi nggak bisa tidur berhari-hari.
Alhamdulillah, tak banyak barang yang terendam. Mungkin karena sedari awal kami memang tak punya TV, sofa, atau karpet berbulu. Kalau lihat videonya, ada mobil dan motor yang terseret air. Bayangkan, barang sebesar itu jadi terlihat seperti mainan. Ini sebetulnya pesan untuk kita semua, bahwa apapun yang kita usahakan di dunia, toh pada akhirnya bukan milik kita. Semuanya bisa diambil oleh Yang Maha Empunya.
Alhamdulillah, tak banyak barang yang terendam. Mungkin karena sedari awal kami memang tak punya TV, sofa, atau karpet berbulu. Kalau lihat videonya, ada mobil dan motor yang terseret air. Bayangkan, barang sebesar itu jadi terlihat seperti mainan. Ini sebetulnya pesan untuk kita semua, bahwa apapun yang kita usahakan di dunia, toh pada akhirnya bukan milik kita. Semuanya bisa diambil oleh Yang Maha Empunya.
Masih banyak lagi kisah pilu orang-orang terkait banjir. Semoga Allah Menghadirkan hikmah jauh lebih banyak untuk kita semua setelah kejadian ini. Aamiin.
Rencana di tahun 2020 ini:
- Melanjutkan hafalan.
- Merenovasi beberapa bagian rumah. Mungkin harus bertahap tergantung budget.
- Sebetulnya pengen daftar S2, namun melihat beberapa hal, sepertinya harus ditunda dulu hingga 2022.
Mungkin itu saja rencana-rencana besar kami di tahun ini. Semoga harapan tak berbeda jauh dari kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
speak now or forever hold your peace