Bismillah.
![]() |
Photo by Andrea G |
doodling backward, sketching stories
Bismillah.
![]() |
Photo by Andrea G |
Bismillah.
Alhamdulillah mudik lebaran kali ini sedikit lebih awal. Karena kebutuhan yang dikatakan mendesak, saya membeli peripheral komputer di kota. Cukup jauh dari rumah orang tua kami. Teringat sebuah toko komputer yang saya kunjungi di 2009. Tempatnya kecil. Sangat tidak terkenal saat itu. Tapi karena rekomendasi dari seorang sahabat, saya datangi juga. Kita sebut saja nama pemiliknya Bang Tono.
![]() |
A photo by Zhouxing Lu |
Walau terlihat tidak meyakinkan dari luar, tapi pelayanan dari Bang Tono sangat baik. Ketika itu, saya membayangkan apakah suatu saat saya akan memiliki usaha sendiri dengan penampilan seperti kokoh-kokoh. Kalung dari rantai emas. Kursi direktur yang besar dan empuk. Lengkap dengan tato yang terlihat jelas di lengan yang besar karena hanya pakai kaus singlet. Lengkap dengan kipas angin tanpa cangkang yang berputar ala kadarnya. Sesekali kepulan asap rokok mengurai, membuat pekat ruangan yang sudah sempit sedari awal.
Terbukti, kisaran 2011, beliau ini pindah ke sebuah ruko yang besar. Jauh lebih baik. Masih di kawasan elit yang sama. Kerja keras yang berbuah manis, jika melihat bagaimana sebelumnya tokonya bisa dibilang lebih mirip warung kopi tanpa pengunjung dengan gantungan kacang koreng plastikan yang sudah berdebu.
Kisaran 300 meter menuju rumah, karena hujan, motor saya tepikan di sebuah ruko yang tertutup. Terlihat sepi dan tak berpenghuni. Tak lama kemudian, seorang anak perempuan keluar dan menuju mobil (jemputan). Oh, sepertinya ruko ini difungsikan sebagai rumah. Langit masih meneteskan air walau tak lebat. Tak lama, hujan berhenti. Dua buah motor mendekat dan bersiap masuk ke ruko ini. Hlo, ternyata Bang Tono dan istrinya. Berarti ini rumahnya, karena dia bilang kalau Minggu tokonya tutup jam 3.
"Belum pulang?" tanya Bang Tono sambil tersenyum.
"Menunggu hujan, Bang," jawab saya. "Ini rumah Abang, kah?"
"Iya. You tinggal mana?"
Saya menjawab nama kabupaten tempat orang tua tinggal.
"Hah, tunggu jak, mana tau di sana lebih deras," sarannya sambil masuk ke dalam rumah.
Enam belas tahun lalu. Siapa sangka nasib orang akan berubah sedemikian. Kini punya 2 ruko, di daerah yang menurut saya prestisius sebagai tempat usaha. Kita memang tidak bisa melihat masa depan orang dari keadaan saat ini. Semua serba ajaib, rahasia, takdir dari Tuhan. Tidak perlu berputus asa.
![]() |
A photo by Anna Atkins on Unsplash |
![]() |
Photo by Adhitya Ginanjar from Unsplash |
Bismillah.
Tahun 2024 hampir berakhir. Yang saya baru sadari, blog ini jarang ditulisin lagi. Semua tulisan menjelma menjadi bentuk lain aktualisasi diri: konten video di kanal YouTube pribadi. Betapa banyak video itu yang sebetulnya manifestasi dari buah pikiran yang selama ini dicurahkan dalam bentuk tulisan. Berpindah bentuk menjadi obrolan random jam 4 pagi. Jadi media lisan. Visual. Yang walaupun punya wujud berbeda, tapi esensinya ya curhat-curhat juga.
![]() |
Photo by K Munggaran from Unsplash |
Alhamdulillah tahun ini banyak mendapat kemudahan. Salah satu yang berkesan soal perjalanan panjang satu bulan setengah yang niscaya akan tetap terus terkenang. Seperti langit yang tak bertiang, lautan dalam yang tak terjamah cahaya mentari, banyak sekali kuasa Tuhan yang sifatnya black box. Entah bagaimana cara kerjanya kita tak tahu. Yang bisa kita lakukan sejauh ini, menuruti kehendak-Nya dan mengikuti alur rute yang sudah digariskan.
Oh ya, sejak 2019, lebih tepatnya sejak tidak dikejar-kejar orang bank dalam rangka cicilan rumah, entah mengapa walaupun sama-sama gak punya duit, perasaan jadi jauh lebih tenang. Ketenangan itu walau kelihatannya sederhana sekali, tapi efeknya luar biasa. Memang benar bahwa kita diajarkan sebuah doa yang menjauhkan kita dari segala bentuk hutang. Hutang ya bukan kutang.
Akhir atau awal tahun sebetulnya bukan sebuah momen yang kami rayakan, tapi lebih ke titik evaluasi atawa checkpoint semata. Apa yang sudah disyukuri tercapai? Apa yang masih salah? Bagaimana meraih yang belum? Yang semua jawaban itu berujung pada (semoga) diri dan kehidupan yang lebih baik. Aamiin.
Bismillah.
Tahun 2022 silam, saya kebetulan sekamar dengan teman sepabrik di sebuah kegiatan. Mas Ananta Bintang namanya. Diperhatikan, beliau membawa sebuah headset merek Sony. Penasaran, saya pinjam dan mulai memasangkan di telinga.
![]() |
Image generated incorrectly using Dall-E |
![]() |
Image dari Eirik Skarstein |